Akankah US Dollar Kembali Menguat?
Setelah 3 minggu green back melemah tanpa koreksi, maka pertanyaan, “Akankah US Dollar kembali menguat?” mulai banyak bermunculan. FOMC meeting akan diadakan pada bulan Desember 2017 sudah mulai dekat dan kenaikan suku bunga oleh The Fed seperti sudah dipastikan. Kita mengetahui bahwa hasil notulen rapat FOMC minggu lalu menyiratkan bahwa masih ada perdebatan akan kenaikan suku bunga dengan melihat laju inflasi yang masih lemah, dan ini tentunya dapat membawa pasar uang terlihat sideway kedepannya. Tidak ada data ekonomi minggu ini yang dapat membuat kenaikan US Dollar secara ekstrim, tetapi adanya Gubernur The Fed Janet Yellen dalam satu ruangan dengan Jerome Powell pada kongres di Washington DC akan menarik perhatian para pelaku pasar, dan rencananya mereka akan pidato pada hari Rabu tanggal 29 November 2017 pukul 22.00 wib. Faktor lain yang dapat menguatkan US Dollar adalah reformasi perpajakan yang rencananya akan dilakukan pemungutan suara pada hari kamis di senat. Keadaan ini yang akan membuat US Dollar akan terlihat sideways di minggu ini dengan kecenderungan menguat jika reformasi perpajakan berhasil disepakati.
Index Dollar 4 hari turun tanpa koreksi dan sudah 3 minggu membuat candle bearish. Support 92.55 dan 91.55 merupakan support kuat bagi index dollar yang tentunya akan membuat candle – candle pull back diareal tersebut. Target penguatan index dollar adalah 94.06 dengan target jauhnya di level 96.06.
Japan
Yen. Setelah pimpinan Bank of Japan mengatakan bahwa tidak akan menambah jumlah program stimulusnya, dan anggota dewan Bank of Japan kembali mempertegas bahwa kenaikan suku bunga akan dilakukan walaupun laju inflasi belum mencapai 2%. Pernyataan ini, tentunya memberikan suatu signal penguatan eekonomiJepang kedepannya dan tentunya akan menjadi penguatan bagi mata uang yen. Pelemahan US Dollar akan direspon penguatan bagi mata uang yen kedepannya.
Resistance pada level 112.07 merupakan resistance kuat sebelum USDJPY kembali melucur ke level 110.80 dengan target 108.50 an.
Eropa
Euro. Setelah Mario Draghi mengatakan bahwa program stimulus QE akan mulai kembali dipangkas pada bulan januari 2018, serta membaiknya data – data ekonomi dikawasan Uni Eropa maka kembali mata uang Euro menjadi incaran para pelaku pasar. 3 minggu berturut – turut naik tanpa koreksi dan tentunya ini tidak terlepas dari pelemahan us dollar selama ini. Walaupun mempunyai banyak faktor geopolitik dikawasan tersebut, tetapi perbaikan dalam neraca perdagangan yang telah mencapai surplus lebih dari 26 miliar euro membuat para investor optimis bahwa perbaikan ekonomi di wilayah tersebut mulai terlihat.
Target euro ke level 1.2080 an memang secara teknikal akan terlihat dengan jelas walaupun koreksi dapat saja terjadi ke level 1.1850 an sampai 1.1750 an.
Komoditas
AUTRALIA. Kebijakan moneter dari bank sentral Australia yang masih mengingikan pelemahan mata uangnya memang masih terlihat dalam channel downtrend. Dimana pelemahan US Dollar akhir – akhir ini sangat menolong penguatan Aussie. Penguatan US Dollar kedepan dapat membuat penurunan kembali pada mata uang AUDUSD.
Level 0.7690 merupakan resistance kuat AUDUSD dan jika dilewati maka 0,7750 merupakan target selanjutnya. Pelemahan pair ini akan menargetkan ke level 0.7480 an.