Amerika Berlakukan Sanksi untuk Iran
Sanksi untuk Iran telah diberlakukan oleh Amerika Serikat sejak tanggal 4 November 2018 kemarin, dan hanya ada 8 negara yang masih dapat melakukan impor minyak dari Iran, walaupun Sekretaris Negara Mike Pompeo serta Menteri Keuangan Steven Mnuchin tidak mau menjelaskan negara mana saja tetapi yang jelas bukan negara Uni Eropa. Masalah politik tentunya mewarnai keputusan administrasi Trump, yang seharus nya dapat secara tegas menerapkan sanksi kepada Iran yang telah dibuatnya sejak 6 bulan lalu. Ketidaksiapan Saudi untuk menaikan jumlah produksinya serta turunnya permintaan global, sepertinya alasan Amerika Serikat menunda pemberlakukan pembelian minyak dari Iran.
Selain itu penghentian minyak kenegara negara yang 100% kebutuhan minyaknya di kirim dari Iran telah membuat gejolak dinegara tesebut seperti India. Depresiasi mata uang Ruppe dari awal tahun telah mencapai sekitar 15% dan tentunya ini akan terus melemah jika Iran menghentikan supply minyaknya ke India. Rakyat India telah turun kejalan karena tingginya harga minya dinegara tersebut. Korea Selatan, Jepang, India serta China yang masih dalam negoisasi untuk mendapatkan perpanjangan keringanan impor minyak dari Iran. Pelaku pasar masih melihat, seberapa kuat sanksi ini dapat menekan Iran dan efeknya bagi harga minyak dunia.
Selain masalah sanksi minyak Iran, tentunya administrasi Trump saat ini sedang terfokus terhadap pemilihan umum putaran ke dua, dimana Partai Republik yang saat ini menguasai parlemen, kembali harus mengambil hati rakyat Amerika Serikat agar kembali berkuasa di parlemen. Black Campaig telah mewarnai issue dan rummors yang mendeskreditkan partai partai tertentu sehingga twitter harus menghapus 10.000 akun fiktif. Ini pertarungan antara kalangan konservatif / semi konservatif dengan kalangan bebas / imigran/ kulit berwarna di Amerika Serikat. Kegagalan partai republic dihari selasa nanti akan membuat ganjalan yang signifikan bagi admintrasi Trump untuk merealisasikan semua kebijakan yang diambil terutama masalah anggaran belanja, yang selalu deficit dan selalu di halangi oleh partai Demokrat sehingga terjadi “ Penutupan Pemerintahan”.
EMAS
Sanksi Iran telah diberlakukan oleh Amerika Serikat, Pemilihan Umum paruh waktu untuk menguasai kursi di Kongres Amerika Serikat sedang diperebutkan oleh Partai Republik – Partai Demokrat, Perang dangan Amerika – China masih berlangsung, walaupun tekanan nya sudah mulai menurun setelah Presiden Trump membuat panggilan jarak jauh dengan Presiden Xi minggu lalu. Selain ketidakpastian diatas tadi maka adanya ketidakpastian lain yang sangat besar yaitu hasil “ Stress Test “ bank Eropa, dimana 48 bank besar dinyatakan tidak dapat menahan gejolak krisis/ dapat mengakibatkan bangrut.
Simulasi dalam stress test perbankan Eropa, mengambil contoh seperti Brexit atau adanya penjualan secara massal dan tiba tiba terhadap asset atau property, dimana dari hasil test tersebut, bank bank eropa dinilai buruk dan dapat berakibat kebangkrutan. Laporan terinci dari Euro Central Bank atas hasil stress test hari jumat akan dilaporkan pada januari 2019.
Dengan melihat fenomena diatas, maka kenaikan harga emas dapat mencapai $ 1240 an - $1270 an/ troyounce kedepannya jika ketidakpastian terus melanda dunia, dengan koreksi ke harga $1220 an / troyounce.