Apakah Pelemahan US Dollar Masih Berlanjut?
Pertanyaan yang selalu ada pada setiap trader diawal minggu adalah “ Apakah pelemahan US Dollar Masih Berlanjut? “. Ini adalah suatu pertanyaan yang logis bagi para trader guna menentukan arah besar market dalam 1 minggu kedepan. Sell Off Us Dollar minggu lalu memang terlihat signifikan mengingat underlying sentiment yang ada di pasar uang, masih cenderung pada pelemahan Us Dollar secara kontinyu. Ini terlihat dari usaha The Fed yang menahan kenaikan suku bunga, serta mengatakan bahwa adanya perbaikan sector tenaga kerja. Walaupun disisi lain The Fed harus mengakui masih ada kendala pada tingkat laju inflasi guna mencapai 2%. Keadaan ini ditafsirkan oleh pasar sebagai ketidakpastian The Fed untuk menaikan suku bunga ke 3 kali nya dalam tahun ini. Data GDP kuartal ke 2 pun dirilis dengan hasil pertumbuhan, naik 2,6%, walaupun target nya adalah diatas 2,7%, secara umum data ini baik untuk perekonomian Amerika, tetapi pasar tetap meninggalkan US dollar da beralih kemata uang lainnya. Faktor lain adalah factor politik dimana sejak terpilihnya presiden Donald Trump, banyak sekali ke tidak pastian dalam kebijakan yang diambil, sebagai contoh adalah pada jumat pagi minggu lalu Senat kembali memblokir pencabutan program Obama Care, dan ini tentunya memperlihatkan suatu cara kerja pemerintah Trump yang kurang efektif dan efesien dalam mengelola pemerintahan. Minggu depan merupakan minggu tersibuk bagi data ekonomi Amerika Serikat, dimata ISM, ADP , NFP serata Average Hourly Earning akan sangat ditunggu para pelaku pasar guna melihat seberapa besar perbaikan ekonomi Amerika Serikat diwaktu yang akan datang, sehingga dapat kembali meningkatkan kepercayaan akan kenaikan suku bunga di bulan Desember 2017.
ASIA
Pelemahan mata uang US Dollar kembali di manfaatkan oleh mata uang jepang. Untuk minggu depan penurunan USDJPY selama 3 minggu berturut turut akan masih berlanjut dengan koreksi dilevel 111.20 dan setelah itu kembali akan melanjutkan penurunan secara bertahap ke level 110.20 dengan target pada level 108.60 an.
EROPA
Di Eropa, mata uang euro kembali memanfaatkan pelemahan US Dollar secara signifikan, dimana kenaikan sebesar 3% selama tiga minggu terakhir dirasa cukup tinggi, walalupun menurut pasar, tidak ada yang terlalu tinggi atau terlalu rendeh, kecuali ECB kembali berulah dengan mengatakan bahwa euro saat ini sudah terlalu tinggi, maka euro akan berbalik ke level 1.1520 an. Target EURUSD kedepannya adalah 1.2020 an.
Walaupun data ekonomi Inggris 1 bulan terakhir terlihat pelemahan pada data pabrikan dan tingkat kepercayaan konsumen serta data CPI yang menurun , tetapi secara umum tingkat inflasi inggris masih diatas 2,5% sehingga ini akan memberikan peluang bagi BoE untuk menaikan suku bunganya Keadaan inilah yang membuat GBPUSD mempunyai kesulitan untuk berada di level rendah. Koreksi akan terjadi di dilevel 1. 2940 an sebelum dia kembali naik ke level 1.3280an.
Ada yang aneh dalam pair USDCHF dimana mata uang ini melemah terhadap US Dollar disaat semua mata uang menguat. overvaluation franc adalah kata yang sangat tepat bagi mata uang USDCHF dimana gubernur SNB Thomas Jordan mengatakan bahwa saat ini nilai tukar mata uang swiss masih terlalu tinggi. Ini akan memberikan dampak kedepannya dengan kenaikan USDCHF pada level 0.9750 an – 0.9800
KOMODITAS
Seperti kita ketahui bersama bahwa data ekonomi Australia cukup baik dalam sector tenaga kerja dan bisnis karena permintaan China yang kembali pulih. Masalah terbesarnya adalah inflasi Australia yang masih relative rendah akan memberikan masalah baru pada kebijakan moneter kenaikan suku bunga. Pada hari selasa 1 Agustus 2017 ini , RBA akan membuat kebijakan moneternya dan banyak kalangan ekonomi mengatakana tidak akan berubah. Secara teknikal AUDUSD lanjut ke 0.8040 an atau bahkan ke 0.8320 an, dengan koreksi yang cukup dalam di level 0,7800.