Apakah “Profit Taking” terjadi pada US Dollar?
Badai Hurricane Irma menghantam Florida dan kerugian ditaksir mencapai $ 15 Milyar. Cuaca buruk dan kericuhan politik di Gedung Putih membuat pelemahan US Dollar pada minggu lalu terlihat sangat signifikan dan tanpa adanya koreksi yang berarti. Pertanyaan mendasar untuk minggu ini adalah “Apakah Profit Taking akan terjadi pada US Dollar? “ . Koreksi US Dollar diminggu ini dapat saja terjadi mengingat:
- Jalur diplomasi antara Amerika dan China sepertinya sudah mulai tebuka, untuk penyelesaian konflik di semenanjung Korea, walaupun kita mengetahui bahwa masalah ini dapat saja meledak kapan saja.
- Lobby Presiden Trump dengan kongres untuk masalah Debt Ceilling telah mencapai kesepakatan, walaupun mempunyai tenggang waktu 3 bulan.
- FOMC meeting yang akan digelar pada tanggal 20-21 September 2017, tentunya akan menjadi Pre-signal awal terjadinya koreksi terhadap US Dollar. Walaupun kita mengetahui bahwa sulit bagi The Fed untuk menaikan suku bunga pada pertemuan ini, tetapi pengurangan neraca The Fed disinyalir akan mulai dilakukan pada pertemuan tersebut.
- Data ekonomi CPI dan PPI yang akan di rilis minggu ini mempunyai peluang untuk koreksi bagi Green back, mengingat hasil survey data tersebut terlihat membaik.
Jika dilihat secara teknikal, maka 5 hari penurunan index Dollar, tanpa koreksi merupakan suatu hal yang dapat berakibat suatu penolakan dalam bentuk koreksi. Index Dollar akan mempunyai kekuatan naik apabila harga yang terbentuk diatas level 91.25 dan tentunya penurunan index Dollar akan berlanjut apabila index Dollar melewati level 91.00.
Japan
Yen. Ketegangan di semenanjung Korea membuat ketidakpastian terhadap perekonomian global, sehingga safe haven akan di buru para investor. Penguatan Yen memang sangat bergantung dengan faktor geopolitik tentunya, mengingat bank sentral Jepang tidak mempunyai keinginan untuk mengadakan taper terhadap program stimulus pembelian asset yang telah diluncurkan. Perdamaian di semenanjung Korea dan Penguatan US Dollar lah yang akan membantu pelemahan yen kedepannya, karena penguatan Yen sangat tidak menguntungkan Index Saham Nikkei yang selama 3 bulan terakhir, mengalami penurunan.
USDJPY
Akan mengalami kenaikan, apabila berhasil melewati level 108.50 an. Level 105.20 an akan menjadi target penurunan pair ini jika faktor geopolitik memanas kembali.
Eropa
Euro. Presiden ECB Mario Draghi pada akhirnya tidak memberikan informasi yang jelas mengenai arah mata uang euro. Super Mario memberikan suatu pernyataan bahwa : Tidak menaikan suku bunga dan siap untuk memperpanjang program stimulus, sesuai dengan kebutuhan, Tetapi disisi lain dia mengatakan bahwa : Akan memutuskan nasib program QE pada pertemuan ECB di bulan Oktober 2017. Pernyataan bercabang dari Draghi, tentunya membuat para pelaku pasar akan bersikap hati hati, mengingat peluang untuk taper di bulan oktober akan menjadi sama dengan peluang ECB memutuskan untuk tidak taper saat data ekonomi memburuk atau harga apresiasi euro terlalu tinggi.
EURUSD
Akan menguat secara berkelanjutan apabila level 1.2080 an dilewati dengan target 1.2180 an dan tentunya level berikutnya ada pada level 1.2380 an. Penurunan EURUSD akan terlihat apabila level 1.2020 an ditembus dan tentunya akan menuju level 1.1960 an dan selanjutnya pada level 1.1840 an, apabila terjadi koreksi penguatan pada US Dollar.
USDCHF
Sama halnya dengan usdjpy, pair safe haven ini turun karena faktor geopolitik. Hanya dengan bermodalkan keinginan dari bank sentral swiss yang tidak mau melihat penguatan swiss, maka USDCHF merupakan pair yang dalam minggu ini menjadi perhatian pelaku pasar. Tgl. 14 september 2017 SNB akan meliris kebijakan moneternya, dan unchanged diharapkan terjadi. Pelaku pasar akan menunggu statement dari kebijakan moneter bank sentral ini dan pembalikan / koreksi USDCHF akan terjadi apabila ada statement SNB yang ingin melemahkan mata uangnya dan 0.9520 an merupakan target awal koreksi pair ini. Level target penurunan USDCHF secara kontinyu akan mengirim pair ini ke level 0.9140 an
Australia
Aussie. Statement pimpinan RBA yang mengatakan bahwa suku bunga yang rendah akan membuat resiko pada household balance sheets, dan ini direspon oleh pelaku pasar dengan penguatan mata uang aussie. Disisi lain, Pemulihan perekonomian china merupakan faktor menguatnya mata uang ini, tetapi dengan tingginya mata uang Negara ini akan memberikan masalah tidak kompetitifnya, harga jual product Australia dimasa yang akan datang.
AUDUSD
Pair ini mampu melewati level 0.80 pada akhir minggu lalu. Apabila pair ini koreksi turun melewati 0.80 maka audusd akan melanjutkan penurunan ke level 0,7930 an dengan target 0.7860 an. Kenaikan pada audusd akan terbatas pada level 0.8170 an dan maksimal 0.8380 an.