Bagaimana Ekonomi Tiongkok Pengaruh Pasar Minyak?
Tiongkok merupakan salah satu konsumen minyak terbesar dunia sehingga memiliki dampak signifikan terhadap permintaan minyak global. Kondisi ekonomi Tiongkok dipastikan memengaruhi pasar minyak dalam beberapa cara. Kesulitan ekonomi yang dialami Tiongkok saat ini dapat berdampak pada pasar minyak, meski situasi secara keseluruhan dipengaruhi oleh kombinasi berbagai faktor.
Performa ekonomi Tiongkok saat ini mengkhawatirkan sentimen global. Para investor memandang masalah ekonomi Tiongkok sebagai tanda pelemahan ekonomi global yang lebih luas, sehingga membuat pasar lebih berhati-hati terhadap risiko tersebut.
Sebagai salah satu konsumen minyak terbesar dunia, dengan menurunnya permintaan dari Tiongkok dapat dipastikan akan terjadi penurunan harga minyak mentah secara luas. Penurunan harga minyak dunia dapat berdampak pada pendapatan negara-negara pengekspor minyak serta perusahaan energi di seluruh dunia.
Tidak hanya sampai di sini, penurunan permintaan minyak mentah dari Tiongkok akan menyebabkan terjadinya kelebihan pasokan di pasar global. Sehingga, kondisi ini berpotensi semakin menekan harga minyak mentah dunia.
Sebagai tanggapan terhadap kesulitan ekonomi, Tiongkok mungkin memilih untuk menurunkan nilai mata uangnya, yaitu yuan. Namun sebagai dampakna adalah hal ini dapat membuat impor minyak menjadi lebih mahal bagi Tiongkok, yang mungkin lebih lanjut meredam permintaan minyak.
Analisa Teknikal
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) tetap berada di bawah tekanan penjualan akibat kekhawatiran terhadap prospek permintaan dari Tiongkok. XTIUSD turun untuk sesi kedua berturut-turut dan diperdagangkan di dekat level penting 79.00, turun dari level tertinggi intraday di 79,83. XTIUSD masih mengindikasikan masih ada peluang untuk penurunan lebih lanjut dalam jangka waktu dekat dengan level yang harus dipantau ada di area 79.00 sebelum akhirnya menuju Simple Moving Average (SMA) 200-hari pada timeframe H4, yang saat ini berada di 78,78.
Tren penurunan XTIUSD juga dapat terlihat pada indikator Relative Strength Index yang terus bertahan di bawah level 50 sejak menembus di bawah level tersebut menjelang penutupan perdagangan sesi Senin, di pekan ini. Namun, juga perlu diperhatikan lebih seksama, jika pergerakan harga gagal menembus ke bawah level SMA200, XTIUSD berpotensi untuk rebound dan kembali menguat menuju level 80.00.