Bagaimana Yen Jepang Respon Hasil Pertemuan BoJ?
Investor saat ini sangat hati-hati menjelang pertemuan bank sentral Jepang, Bank of Japan (BoJ) yang akan mengumumkan hasil pertemuan kebijakannya pada Jumat (21/09), karena adanya kekhawatiran akan intervensi terhadap yen oleh pemerintah Jepang.
Pada hari Rabu sebelumnya, diplomat ternama mata uang Jepang, Masato Kanda, memberikan komentar intervensi verbal, menekankan bahwa otoritas Jepang tengah mengatasi pergerakan nilai tukar dengan sangat mendesak dan tepat.
Jepang dapat kembali melakukan intervensi untuk menopang yen jika nilai tukarnya terus melemah, kata mantan diplomat mata uang Jepang lainnya, Takehiko Nakao, kepada Reuters pada hari Rabu. Dia juga mengatakan bahwa saatnya tepat bagi BoJ untuk menghentikan atau memodifikasi kebijakan yang sangat longgar saat ini.
Para pelaku pasar memperkirakan, di akhir pertemuan selama dua harinya, Bank sentral Jepang kemungkinan masih akan mempertahankan suku bunga jangka pendeknya sekitar -0,1% dan target yield obligasi 10 tahunnya sekitar 0%. Pasar sangat menantikan apakah Gubernur Kazuo Ueda akan memberikan sinyal yang baru mengenai waktu kebijakan dan penyesuaian lainnya terhadap Kendali Kurva Hasil (YCC) selama konferensi pers setelah pertemuan.
Perpanjangan kebijakan BoJ yang sangat longgar hanya akan membuat yen yang sudah melemah akan semakin terpuruk terhadap mata uang lainnya, jika Kazuo Ueda masih memberikan nada dovish dalam konferensi persnya, ini kemungkinan akan dinilai positif oleh pasar keuangan, karena dapat menyebabkan yen Jepang melemah, menyusul yield obligasi yang juga rendah, dan potensi kenaikan harga saham karena investor mengharapkan suku bunga tetap rendah, mendukung pinjaman dan pengeluaran.
Namun, jika Ueda mengadopsi nada hawkish, ini berarti mereka mengungkapkan sikap yang lebih berhati-hati terhadap inflasi dan mungkin memberi isyarat tentang pelonggaran kebijakan moneter di masa depan. Ini akan memengaruhi pengurangan langkah-langkah stimulus atau peningkatan suku bunga secara bertahap.
Pasar keuangan mungkin akan mengantisipasi kebijakan moneter yang lebih ketat di masa depan. Hal ini akan membuat yen Jepang kembali menguat terhadap mata uang utama, terutama dolar AS, yang diawali dengan yield obligasi yang lebih tinggi, dan potensi penurunan harga saham karena investor mengantisipasi biaya pinjaman yang lebih tinggi.
Berlanjutnya BoJ menahan kebijakan suku bunganya, seperti yang sudah diperkirakan oleh pasar, akan melemahkan yen Jepang, terutama terhadap greenback. USDJPY saat ini diperdagangkan di sekitar level 148,10. Jika melemahnya yen terus berlanjut, USDJPY kemungkinan akan lanjutkan kenaikannya menuju level 148,50 jika berhasil menembus resistance terdekatnya di 148,30. Kenaikan ini didukung dengan indikator Relative Strength Index yang bergerak naik di atas level tengah 50. Terbentuknya titik higher low di atas Simple Moving Average (SMA) 50, dan 100 seakan mengkonfirmasi tren kenaikan pasangan Safe-Haven ini.
Sebaliknya, jika Ueda memeberikan nada hawkish atas sikapnya terkait masa depan suku bunga BoJ, maka hal ini dapat mendukung penguatan yen Jepang terhadap dolar AS dan membuat USDJPY melemah. Namun, kenaikan ini kemungkinan hanya koreksi atas kenaikan saat ini, hanya jika the Jerome Powell memberikan sentimen hawkish pasca pengumuman suku bunga di pertemuan di September.