Barat Dibayangi Resesi, Yen Kembali Bullish dan Berpotensi Melanjutkan Penguatan Tipis Awal Minggu
Indeks Mata Uang Yen Jepang (JXY) ditutup naik tipis +0,05% setelah sempat turun -0,29% dalam rentang waktu lima jam menjelang penutupan pasar. Penguatan ini menjadi sinyal berlanjutnya kenaikan setelah yen Jepang (JPY) menguat secara konsisten dan berturut-turut sejak tanggal 4 hingga 12 Juli 2023 dan terkoreksi dua hari setelahnya.
Hal tersebut diakibatkan oleh inflasi tingkat konsumen (CPI) Jepang bulan Juni 2023, yang akan dirilis pada Kamis mendatang (20/7/2023), diproyeksikan masih cukup tinggi, yakni 3,5% oleh Consensus Economics, akan mendesak Bank of Japan sebagai bank sentral untuk menyinggung kebijakan kontrol kurva imbal hasil (YCC) atau kebijakan suku bunga jangka pendek yang ditetapkan tetap sebesar -0.1%. Dengan disebutnya efektivitas kebijakan ini, tentu prospek yen dan suku bunga yang mempengaruhinya diharapkan memiliki masa depan yang lebih menjanjikan.
Selain itu mata uang yen, sebagai mata uang ketiga yang paling banyak ditransaksikan di dunia, dianggap mampu menjadi aset pengganti dolar AS dan euro yang terancam oleh resesi sehingga timbul dorongan beli di tengah pelemahan jangka panjangnya. Ketakutan resesi itu muncul akibat munculnya kurva imbal hasil terbalik (inverted yield curve), yakni imbal hasil obligasi jangka panjang yang lebih kecil dibanding dengan imbal hasil Obligasi AS bertenor 2 tahun. Secara teknis, yen yang bergerak dalam tren bearish jangka panjang telah menyentuh harga support pada tahun lalu dan sangat wajar apabila terjadi pantulan harga jangka pendek hingga menengah.
Indeks Yen Jepang berpotensi melanjutkan penguatan ke level high sebelumnya di level 796.1 sebagai lanjutan tren naik jangka pendek jika berhasil breakout resistance 793.0. Oleh karena itu, mata uang yang berlawanan dengan JPY akan terkoreksi jangka pendek.
Sebagai mata uang berlawanan, NZDJPY, USDJPY, dan AUDJPY mengalami koreksi akibat bullish-nya Yen. Pada NZDJPY, terdapat peluang short dengan target penurunan 87.850 dengan pembatasan risiko di harga 87.990 apabila harga tidak bergerak sesuai skenario. Hal tersebut dikarenakan telah terbentuknya Lower-Low sehingga tren naik telah patah diperkuat oleh MA 50 yang telah death cross dengan MA 100.