Dilema ECB Dalam Menaikkan Suku Bunga
Para pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) akan melangsungkan pertemuan pada Kamis (04/05/2023). Pasar berkeyakinan bahwa bank sentral Eropa itu hampir dipastikan akan kembali menaikkan suku bunga di tengah kekhawatiran sektor perbankan menyusul laporan laju inflasi di kawasan mata uang tunggal tersebut kembali mencatat kenaikan.
ECB telah menaikkan suku bunga sebesar 0,5 poin pada pertemuan Maret. Nah, pertemuan kali ini seperti yang diperkirakan kalangan ekonom, ECB akan kembali menaikkan suku bunganya sebesar 25 bps meskipun ada kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga ini akan meningkatkan biaya pinjaman dan berpotensi memicu efek domino di seluruh sektor perbankan yang sudah terhuyung-huyung akibat jatuhnya kepercayaan pada bank kreditur terbesar kedua di Swiss, yaitu Credit Suisse.
Pejabat di ECB, bank sentral yang mencakup 19 anggota blok euro, mengatakan inflasi kemungkinan masih akan terus tinggi dalam kurun waktu yang lama. Latar belakang ini memaksa bank sentral untuk kembali melanjutkan rencana kenaikan suku bunga dalam upaya mengendalikan inflasi yang masih liar. Kenaikan 0,5 poin di bulan Maret mendorong suku bunga utama bank naik menjadi 3,5%, sedangkan suku bunga yang dibayarkan pada deposito bank zona euro meningkat menjadi 3%.
Menaikkan suku bunga menjadi alat kebanyakan bank sentral utama dalam upaya melawan inflasi. Dengan kenaikan suku bunga dipastikan akan meningkatkan biaya kredit/pinjaman untuk belanja konsumen atau investasi bisnis, sehingga menurunkan permintaan barang.
Tetapi pengetatan moneter yang cepat oleh ECB dan Federal Reserve AS telah menimbulkan kekhawatiran tentang dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi. Ekonomi AS sampai saat ini masih dihantui oleh kekhawatiran resesi , sementara ekonomi Eropa hampir tidak mengalami pertumbuhan dalam di tiga bulan pertama tahun ini.
Selain itu, gejolak dalam sistem perbankan AS juga memengaruhi dan membuat bank sentral menghadapi dilema terkait keputusan suku bunganya. Pemerintah AS menyita First Republic Bank dan mengatur penjualannya ke JPMorgan Chase pada hari Senin, bank ketiga yang runtuh dalam beberapa bulan terakhir – mengikuti Silicon Valley Bank dan First Republic Bank.
Latar belakang kegagalan sektor perbankan menimbulkan kekhawatiran bahwa dampak kenaikan suku yang cepat terhadap bank yang mungkin gagal mengantisipasi perubahan tersebut dan menyebabkan kerugian. Peningkatan pengawasan berpotensi pada sikap penghindaran risiko oleh bank untuk memberikan pinjaman kepada personal dan bisnis, semakin memperketat kredit karena kenaikan suku bunga bank sentral.
Jika ECB menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin sesuai dengan perkiraan, dapat dipastikan pasar akan menanggapi dengan sikap positif dan euro akan mencatat kenaikan. Namun, pasar juga harus menyelaraskan sikap apa yang diambil oleh Federal Reserve, yang hampir dipastikan juga menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin.