Dolar Australia Gagal Pertahankan Kenaikan di Tengah Stabilnya Dolar AS
Dolar Australia gagal mempertahankan kenaikan setelah sempat menembus level psikologis 0.6600 pada Senin (22/01/2024) di tengah ketidakpastian kondisi geopolitik menyusul diskusi antara AS dan Inggris mengenai peningkatan tindakan terhadap pasukan Houthi yang didukung Iran di Yaman, serta indeks dolar AS yang perlahan rebound dari level bawah intraday mengikuti kenaikan yield obligasi AS 10 tahun.
Dolar Australia kembali terkoreksi di tengah spekulasi potensi Reserve Bank Of Australia menurunkan suku bunga lebih awal yang dipicu oleh lemahnya angka Kepercayaan Konsumen Australia dan Perubahan Ketenagakerjaan. Namun, AUD masih mendapat dukungan dari pasar saham Australia yang masih mencatat kenaikan, mengikuti reli di AS yang mendorong S&P 500 dan Nasdaq ke rekor baru pada hari Jumat.
Kenaikan pasar ekuitas AS didorong oleh ekspektasi bahwa Federal Reserve AS (Fed) siap untuk menurunkan suku bunga di akhir tahun. Kondisi ini memaksa imbal hasil obligasi dan indeks dolar AS kembali melemah hingga pembukaan perdagangan awal pekan ini. People's Bank of China yang mempertahankan suku bunga dasar pinjaman (LPR) untuk jangka waktu satu tahun dan lima tahun, masing-masing di 3,45% dan 4,20%, sempat menahan penurunan AUDUSD.
Indeks dolar AS tampaknya mulai mendapat sentimen positif, yang secara perlahan mempertahankan rebound dari level bawah intraday. Kembali menguatnya dolar AS ini dapat dikaitkan dengan kekhawatiran atas gangguan pada jalur perdagangan di Laut Merah. AS dan Inggris saat ini ingin mengintensifkan kampanye mereka tanpa memicu konflik yang lebih luas dengan Iran. Eskalasi geopolitik kerap meningkatkan sentimen penghindaran risiko, yang membuat para pelaku pasar mencari aset safe-haven seperti dolar AS, yang berimbas melemahnya pasangan AUDUSD.
Indeks dolar AS saat ini masih diperdagangkan di sekitar level 103.20, rebound dari level bawah intraday di level 103.11 setelah mengawali perdagangan hari ini di level 103.24. Sementara itu, imbal hasil obligasi AS 10 tahun saat ini kembali berada di 4.12% masih di bawah level pekan lalu yang sempat menyentuh 4.19% yang dicapai pada akhir pekan kemarin.
Pernyataan presiden Fed San Francisco Mary Daly pada akhir pekan kemarin pada hari Jumat atas keyakinannya bahwa bank sentral masih memiliki pekerjaan yang signifikan untuk diselesaikan dalam upaya membawa kembali inflasi mencapai target bank sentral 2,0%. Ia menekankan bahwa masih terlalu dini untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga sebagai langkah yang harus segera dilakukan.
Analisa Teknikal AUDUSD
Grafik pada timeframe H1 menunjukkan, pasangan AUDUSD masih dalam tren kenaikan setelah rebound dari level bawah pekan lalu yang disentuh pada Rabu (17/01). Indikasi atas potensi penguatan pasangan Aussie ini dapat dilihat pada indikator Simple Moving Average (SMA)100 yang menembus ke bawah SMA200 yang terjadi seiring perubahan arah lintasan SMA200 yang mengarah naik sejak perdagangan akhir pekan kemarin. sehingga penurunan saat ini, meski menembus ke bawah level psikologis 0.6600 kemungkinan hanya sebuah koreksi untuk jangka menengah. Namun, jika harga menembus ke bawah SMA200 dan 100, maka pasangan Aussie berpotensi lanjutkan penurunannya, setidaknya untuk jangka pendek.
Peluang SELL dapat dipertimbangkan pada level 0.6578 dengan target profit pada level 0.6565/0.6560. sementara peluang SELL dapat dipertimbangkan jika AUDUSD berhasil menembus ke atas level 0.6600, pada level 0.6608, dengan target profit di level 0.6618/0.6623.