Euro dan US Dollar
Pertanyaan yang masuk kepada kami banyak sekitar mata uang euro setelah Mario Draghi melakukan press conference. Apakah ini hanya koreksi atau justru merupakan down trend ? Jika kita melihat suatu pasangan mata uang, maka sebaiknya tidak melihat kepada satu sisi saja, karena namanya pasangan mata uang/ pair , pasti ada 2 mata uang yang saling mempengaruhi, satu dengan lainnya. Untuk memprediksi arah suatu pair mata uang, maka faktor keuangan, ekonomi dan politik dari negara yang bersangkutan (analisa fundamental) harus di perhatikan.
Jika kita amati statement dari Mario Draghi tadi malam saat press conference, maka tidak ada yang salah dan cenderung hawkish, walaupun banyak analis mengatakan bahwa nada dari statement Draghi sedikit Dovish. Tetapi secara umum Mario Draghi tidak mengubah kebijakan moneter ECB yang telah dikomunikasikan terdahulu, bahwa ECB akan mengurangi QE pada bulan September 2018 menjadi 15 Milliar euro, serta akan memberhentikan QE yang telah dikucurkan selama ini dengan nilai 2,6 Trilliun euro pada bulan desember dan tetap menjaga suku bunga rendah/ tidak akan ada kenaikan suku bunga sampai musim panas 2019.
Walaupun didalam termin tanya jawab, Mario Draghi lebih banyak mengatakan bahwa program stimulus akan tetap diperlukan jika terdapat perubahan data ekonomi atau resiko perang dagang meningkat. Sebenarnya setiap petinggi bank sentral jika dimintai keterangan tentang kelangsungan kebijakan moneternya, memang selalu dualism dan tidak akan pernah tegas, mengingat tools yang dipergunakan dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
Secara umum dapat dikatakan bahwa pernyataan Mario Draghi tadi malam memang relative hawkish (walaupun banyak analis mengatakan sedikit dovish) karena dengan data economi yang relative bagus untuk negara uni eropa dan genjatan perang dagang dengan Amerika, dapat menumbuhkan ekonomi eropa jauh lebih baik kedepannya dan taper dapat di jalankan. Tetapi jika delegasi KTT Eropa – Amerika tidak dapat sepakat untuk masalah tariff, maka program stimulus dapat saja diteruskan bahkan ditambah agar inflasi dapat kembali naik.
Efek dari perang dagang yang mereda antara Uni Eropa dan Amerika, membuat para pelaku pasar, kembali masuk ke pasar uang beresiko atau risk on, sehingga tadi malam index dow jones kembali menguat. Kenaikan imbal hasil tenor 10 tahun yang kembali naik ke level 2,9 turut membuat para pelaku pasar mengejar US Dollar, kerena ini merupakan indikasi bahwa The Fed akan melakukan normalisasi yang cukup agresif tahun ini.
Ini semua adalah penyebab penguatan US Dollar terhadap semua mata uang dunia tadi malam, walaupun kita mengetahui bahwa sementara perang dagang Uni Eropa – Amerika mulai mereda, maka pelaku pasar masih mengamati akan resiko perang dagang. Resiko lainnya adalah perang dengan Iran, dimana Presiden Iran sudah lancarkan perang di media elektronik dan social, melawan Amerika, karena berusaha memboikot negara tersebut. Selat Hormuz akan ditutup oleh iran dan ini akan mengganggu 30% pengiriman minyak dunia , ini lah yang membuat Trump marah dan siap untuk melakukan perang teluk ke 2.
Peristiwa ini akan membuat Emas menjadi pilihan disaat US Dollar melemah
Penguatan US Dollar akan berlanjut dan tentunya akan membuat mata uang EURUSD terlihat tertekan terbatas. Maksimal penurunan akan ke level 1.1560 an dengan koreksi ke 1.1740 an