Investor Menjadi Korban Perang Dagang
Perang dagang sudah diledakan oleh Donald Trump dan Xin Jinping. Setiap perang pasti memakan korban, dan para investor di global market menjadi korbannya, karena sebenarnya para pelaku pasar sudah mulai takut saat The Fed dan ECB memulai Normalisasi. Secara teori, dengan adanya normalisasi maka risk off akan muncul, terlebih lagi dengan terjadinya perseteruan dagang antara Amerika dan China maka dapat dipastikan para pelaku pasar / investor, akan menjadi korban karena risk appetite ditinggalkan dan tervisualisasi dalam penurunan harga saham diseluruh dunia.
Indeks saham Amerika – Eropa dan Asia terlihat merah dengan penurunan melebihi 200 point. Semua ini tidak dapat dihindari karena Trump telah bersiap dengan kenaikan tariff tambahan dengan alasan bahwa China tidak mau mengakui dan menghentikan pencurian kekayaan intelektual rakyat Amerika. Sedangkan China merasa bahwa administrasi Trump tidak mempunyai itikad baik untuk mencapai perundingan guna menghindari perang dagang, untuk itu China akan membalas dengan nilai yang sama dengan apa yang Amerika terapkan kepada China. Perang dagang ini diprediksi akan habis habisan dan sepertinya World Trade Organization belum siap jika yang bersengketa adalah 2 negara super power, Amerika dan China.
Belum lagi para pelaku pasar terbebani dengan harga komoditas yang tinggi karena ketegangan di timur tengah antara Amerika – Iran, serta hambatan produksi di Venezuela . Untuk itu negara OPEC dan non OPEC akan berunding minggu ini guna menaikan produksi minyak mereka, agar tidak terjadi hambatan supply minyak dunia dipasar dunia. Dengan adanya perang dagang maka para raja minyak akan sulit mengambil keputusan untuk meningkatkan produksi, karena perang dagang akan membuat sector industry terpukul dan tentunya kebutuhan minyak akan turun. Disisi lain Trump lewat twitter nya menekan negara penghasil minyak untuk menurunkan harga minyak dunia.
Target penurunan Minyak dunia ada di level $62,80 an/ barrel dengan resiko naik jika harga melewati $67/ barrel
CANADA
Donald Trump dalam kampanye saat mencalonkan diri mejadi Presiden Amerika ke 45, berjanji akan merevisi perjanjian perdagangan bebas NAFTA karena dianggap tidak adil bagi rakyat Amerika. Saat ini, Janji tersebut di penuhi oleh Trump dengan mengatakan bahwa jika Canada dan Mexico tidak merubah perjanjian tersebut maka Amerika akan hapuskan NAFTA, dan Amerika akan mengadakan kerjasama bilateral pada negara negara tersebut. Selain itu harga minyak yang rendah akan membuat Canada merugi.
Keadaan ini terntunya akan menekan mata uang canada terhadap US Dollar dengan target awal kenaikan USDCAD pada level 1.3310 – 1.3340 an dan berikutnya ke level 1.3390 an ,dengan koreksi maksimal pada level 1.3210 an
AUSTRALIA
Mata uang aussie dikenal dengan mata uang komoditas dimana dan merupkan patner dagang China. Dengan adanya perang dagang maka mata uang ini akan mengalami tekanan di pasar global seperti hal nya indeks saham di Asia. Penurunan index saham dunia kemarin direspon oleh para ekonom dunia dengan mengatakan bahwa Perang Dagang Amerika – China merupakan suatu cara mereka dalam ber NEGOISASI, sehingga Profit taking pada aussie terlihat pagi ini walaupun kita sudah mengetahui bahwa perang dagang akan berlangsung lama apabila administrasi Trump masih berkeras dengan tambahan tariff terhadap barang barang “ Made in China”. Disisi lain pasar dapat saja terlihat sideways hari ini karena pada jam 20.30 wib semua gubenur bank sentral negara Australia, Eropa, Jepang dan Amerika tersebut akan berpidato di suatu panel diskusi di Portugal,
Target penurunan AUDUSD ada di level 0.7330 – 0,7290 an dengan koreksi ke level 0.7430 an – 0,7490 an