Kekecewaan Pelaku Pasar Terhadap US Dollar
Simposium Jackson Hole yang diselenggarakan oleh The Fed Kansas telah berakhir. Janet Yellen tidak memberikan arahan kebijakan moneter untuk bulan September 2017, tetapi hanya membahas masalah krisis berserta tools nya yang dapat digunakan sebagai model dan pembelajaran jika terjadi krisis moneter dimasa yang akan datang. Tidak ada informasi masalah pengurangan neraca The Fed di bulan September mendatang, dan ini tentunya direspon dengan kurang hawkish oleh para pelaku pasar. Sedangkan Mario Draghi hanya mengatakan bahwa Ekonomi Global sudah mulai pulih dan Usaha Proteksi Ekonomi suatu Negara akan memberikan Resiko bagi Pertumbuhan Ekonomi Global. Statement Mario Draghi ini memberikan signal bahwa berkerasnya President Trump dalam hal repatriasi industry Amerika akan memberikan sumbangan bagi perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Kita sudah mengetahui bahwa Pemerintah Amerika sedang giat untuk mengembalikan sector industry yang tersebar di Negara lain untuk dapat kembali membangun sector manufaktur di Amerika, agar tingkat pengangguran di Amerika dapat terjaga dan cenderung menurun, yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi Amerika yang meningkat. Tax reform merupakan kebijakan positif pemerintah Amerika yang ditunggu oleh pelaku pasar di minggu depan, tetapi tidak stabilnya faktor Politik, dimana: banyaknya Penasihat president Trump yang mengundurkan diri, ketegangan Amerika – Korea Utara, sanksi finansial kepada Venezuela serta penempatan kembali tentara Amerika di Afghanistan, merupakan faktor geopolitik yang sangat merugikan bagi Investor. Belum lagi perseteruan antara Presiden Trump dengan Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell dan Ketua DPR Paul Ryan tentang Debt Ceiling dimana Kongres harus menaikkan plafon hutang pada 29 September 2017. Jika tidak, pemerintah federal tidak lagi dapat membayar dan berujung pada Shutdown pemerintahan Amerika Serikat. Minggu depan data ISM, ADP dan NFP merupakan data ekonomi yang akan membuat pasar menjadi berfluktuatif, tetapi secara umum US Dollar akan cenderung melemah.
Japan
Adanya faktor geopolitik di Amerika Serikat akan mengirim US Dollar melemah dan tentunya ini kan kembali membuat penguatan Yen Jepang kedepannya. Level 108.43 merupakan level kunci bagi USDJPY, sebelum pair tersebut melanjutkan penurunan ke level 105.20 an. Resistance USDJPY ada dilevel 110. 20 an dengan level terjauh ada di 110.70 an.
Eropa
Euro. Para pelaku pasar saat ini melihat EURO sebagai mata uang primadona, dengan underlying sentiment taper dibulan September 2017. Mata uang ini tidak mempunyai hambatan secara teknikal untuk meneruskan penguatan sampai level 1.2180 an dengan support dilevel 1.1820 – 1.1780 an. Dengan melihat kurangnya data ekonomi eropa yang akan dirilis minggu depan, maka pelemahan US Dollar akan memuluskan kenaikan mata uang ini yang telah melebihi 13% dalam tahun ini. Minggu ini, Euro diprediksikan akan menguat terhadap semua mata uang di dunia.
Komoditas
Gold. Metal yang satu ini akan menjadi incaran sebagai safe haven selain mata uang Swiss Franc. Faktor geopolitik akan memberikan ruang tembak bagi Emas untuk melanjutkan kenaikannya ditahun ini mencapai level 1319 dengan level maksimal ke 1349. Level koreksi bagi Emas akan berada di level 1278.