Kesepakatan Brexit
27 negara Eropa telah menyetujui kesepakatan lepasnya Inggris dari Uni Eropa yang dikenal sebagai Kesepakatan Perjanjian Brexit pada hari minggu kemarin. Ini merupakan hasil dari kegigihan Perdana Menteri Theresa May dalam 1 tahun terakhir untuk menyatukan kepentingan Uni Eropa dengan Pemerintah Inggris.
Walaupun demikian masih ada 1 putaran lagi bagi May untuk meloloskan kesepakatan Brexit ini di parlemen Inggris pada tanggak 13 desember 2018, dimana pertentangan atas perjanjian ini menimbulkan pro dan kontra di kabinet Theresa May sendiri. Setiap perkembangan masalah perjanjian Brexit akan membawa mata uang Poundsterling menguat dan melemah, karena ketidakpastian akan stabilitas politik tersebut akan membuat para investor melihat 'awan gelap' diatas London.
Secara umum para pelaku pasar masih tetap fokus terhadap masalah yang lebih besar, yaitu Perang Dagang dan Kebijakan Moneter The Fed. Rontoknya pasar saham Amerika Serikat yang dipimpin oleh saham teknologi tentunya tidak terlepas dari pesimisme dari meredanya perang dagang Amerika – China yang semakin dekat dengan ancaman tariff baru administrasi Trump diakhir tahun ini, jika kesepakatan tidak terjadi.
Total Lebih dari $500 milliar akan dikenakan oleh administrasi Trump jika sampai tanggal 31 Desember 2018, konflik perdagangan Amerika – China gagal terjadi, dan sementara ini China baru mengenakan total Tarif $110 milliar terhadap semua produk Amerika yang masuk ke China, jika ini berlanjut maka dapat dipastikan China akan melakukan apapun guna menghambat perdagangan Amerika Serikat di dunia terutama kepada semua sekutunya.
Disisi lain keinginan The Fed untuk menaikan suku bunga di bulan desember 2018, masih terlihat sangat kuat dan tentunya dengan melihat tingkat inflasi yang relatif diatas 2% , tidak akan membuat Jerome Powell menarik mundur rencananya. Kemungkinan terbesar pergeseran kebijakan moneter The Fed ada pada tahun 2019, dimana pada tahun depan rencananya The Fed akan menaikan 3 x lagi menjadi 2 atau bahkan 1 kali saja, jika konflik Perang Dagang Amerika – China terlihat tidak mereda. Konflik perdagangan Amerika – China tentunya membuat ketidakpastian yang sangat tinggi pada pertumbuhan ekonomi global, dan pada saat nya The Fed akan diuji kembali dengan kebijakan moneter nya agar Amerika Serikat tidak kembali jatuh ke dalam jurang resesi.
Dengan melihat fenomena diatas maka ketidakpastian di Eropa serta konflik dagang Amerika – China, akan membawa pasar ekuitas kembali rapuh, sehingga penguatan US Dollar dapat terjadi diminggu ini. Mendekatnya rilis waktu data GDP minggu ini dan data NFP minggu depan tentunya akan memberikan sentiment terhadap prediksi kebijakan moneter The Fed di bulan desember 2018.
Emas
Ketidakpastian atas geopolitik di Eropa dan Inggris serta jatuhnya saham ekuitas dunia, dapat membuat harga emas dunia naik, tetapi sentiment penguatan mata uang US Dollar masih akan terlihat dalam waktu dekat sehingga dapat menekan harga emas dunia ke $1210 an/troyounce sebelum kembali naik ke harga $1230 an/ troyounce diwaktu yang akan datang.