Mixed Message
Reza Aswin, 22 Maret 2018
Banyak trader bertanya kepada saya , tentang kenaikan suku bunga oleh The Fed tetapi justru US Dollar tergerus turun terhadap semua mata uang lawannya. Ada banyak jawaban yang dapat diberikan oleh trader atas semua kejadian tersebut diatas dan semua alasan bisa saja dikemukakan setelah pasar bereaksi tentunya.
Didalam trading, kita harus sepakat bahwa yang menentukan harga itu naik dan turun adalah “ Harga itu Sendiri”, sehingga sebenarnya apabila kita sudah mengetahui harga mau kemana dan mengapa, maka kita sebenarnya sudah menguasai “ Analisa Fundamental Dasar”.
Para pelaku pasar melihat bahwa Jerome Powell tidak dapat membuat pasar menjadi lebih Hawkish untuk US Dollar. Menurut pasar, pesan yang disampaikan oleh Powell terlihat “ Mix” sehingga mereka menurunkan pandangan 4 kali menjadi 3 kali kenaikan suku bunga di tahun 2018.
Menurut data historical yang ada, maka bulan Juni dan Desember merupakan pilihan terbaik untuk The Fed menaikan suku bunga berikutnya dan ini dengan syarat , Inflasi terus naik dan ekonomi global tumbuh dengan moderat. Masih lama , banyak tantangan inflasi akan diatas 2% kedepannya, perang dagang dan factor geopolitik merupakan pertimbangan bahwa penguatan US Dollar tidak dapat bertahan lama saat ini.
Kenaikan suku bunga The Fed langsung direspon dengan turunnya US Dollar dan naiknya Obligasi. Tentunya ini adalah suatu yang wajar mengingat naiknya suku bunga bank sentral selalu diikuti dengan kenaikan yield dari surat utang yang beredar.
Selain itu Indeks harga saham Dow Jones kembali menguat ditengah masalah denda yg akan dikenakan Amerika kepada China sebesar $50 milliard atas Hak kekayaan intelektual bangsa Amerika ,yang selama ini telah di pergunakan secara gratis atau dicuri oleh China.
Japan
Penguatan mata uang jepang sangat erat hubungannya dengan ketakutan investor akan perang dagang dan ketidakpastian yang terjadi serta pelemahan US Dollar tentunya.
