OPEC+ Pangkas Produksi Harian, Harga Minyak Menguat Tajam Membayangi Inflasi
Minyak mentah acuan melonjak naik hampir 1%, melanjutkan kenaikan 6% pada sesi sebelumnya, pasca kelompok produsen minyak OPEC+ mengejutkan pasar dengan rencana pemangkasan produksi harian. Rencana ini meningkatkan kekhawatiran pasokan. Di sisi lain, para pelaku pasar memperingatkan kemungkinan penurunan permintaan jika penyulingan minyak enggan membayar harga minyak mentah yang lebih tinggi.
Minyak mentah Brent berjangka hari ini naik 0,5% ke level 85,35 sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS diperdagangkan di harga 80,85 atau 0,5%. Emas hitam, sebutan lain bagi minyak mentah, bahkan mencatat kenaikan harian terbesar dalam 11 bulan terakhir setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dipimpin Rusia, OPEC+, mengumumkan penurunan produksi harian yang mengejutkan.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya OPEC+, pada hari minggu mengumumkan bahwa mereka akan menurunkan target produksinya sebesar 1,16 juta barel per hari (bph). Komitmen terbaru membuat total volume pemangkasan oleh OPEC+ menjadi 3,66 juta barel per hari termasuk pemangkasan 2 juta barel Oktober lalu, setara dengan sekitar 3,7% dari permintaan global.
Sentimen pasar pun masih berhati-hati di tengah risiko geopolitik dari Tiongkok dan Rusia yang siap mendukung permintaan safe haven dolar AS. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyuarakan kekhawatiran meningkatnya pertikaian Moskow-Brussel dengan mengatakan, "Uni Eropa (UE) telah "kehilangan" Rusia." Pejabat Rusia ini juga menambahkan bahwa Moskow siap menghadapi Eropa dengan “cara-cara” yang diperlukan. Selain itu, ketegangan AS-Tiongkok juga muncul karena Beijing menegaskan kembali sikap tidak suka terhadap hubungan AS-Taiwan, meski Washington mengacuhkannya.
Sementara itu, beragam kekhawatiran atas dampak dari langkah OPEC+ terhadap inflasi serta langkah Federal Reserve (Fed) selanjutnya, menyebabkan meredanya ekspektasi hawkish. Pada Senin malam, Presiden AS Joe Biden mengabaikan langkah OPEC+ dan mengatakan bahwa itu tidak seburuk yang Anda pikirkan. Namun, Gubernur Dewan Federal Reserve AS Lisa Cook, serta Menteri Keuangan AS Janet Yellen justru menunjukkan kekhawatiran akan terjadi lonjakan inflasi atas kenaikan harga minyak sebagai dampak dari pemangkasan produksi OPEC+ dan menjadi tantangan terhadap pertumbuhan ekonomi global.
Secara jangka panjang, permintaan energi kemungkinan akan merosot jika penyulingan minyak menurunkan aktivitasnya untuk mengimbangi kenaikan biaya input. Hasil penyulingan yang lebih rendah dapat mendorong harga mendekati rekor tahun lalu $5 per galon.
Dolar Kanada berpotensi mencatat kenaikan atas kemungkinan harga minyak mentah menguat akibat langkah pemangkasan produksi oleh OPEC+. Penguatan dolar Kanada dalam jangka menengah juga mendapat kekuatan atas melemahnya dolar AS. Langkah OPEC+ ini diyakini oleh banyak kalangan akan memiliki efek domino yang berujung pada kenaikan inflasi global dan memaksa bank sentral menaikkan suku bunga.