Pelemahan Mata Uang US Dollar Akan Berlanjut
Pasar saham Amerika Serikat seperti tidak menemukan resistance di akhir tahun. Semua indeks saham mulai dari Dow Jones, S&P 500 bahkan Nasdaq semua mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, dimana keadaan ini tidak terlepas dari meredanya perang dagang antara Amerika – China dan kebijakan moneter The Fed yang menurunkan suku bunga sebanyak 3x dalam tahun 2019.
Keadaan ini tentunya merupakan dasar terjadinya Risk On dan membuat Indeks US Dollar melanjutkan penurunan secara signifika diakhir minggu kemarin. Pelemahan indeks Dollar tentunya terkait dengan kebijakan The Fed tanggal 11 Desember 2019 yang menetapkan suku bunga tidak berubah, dan ketua The Fed Jerome Powell memberikan pernyataan bahwa suku bunga saat ini sudah sesuai dan tidak akan menaikan suku bunga dalam jangka waktu yang relatif lama.
Jika terdapat pelemahan pertumbuhan domestic atau global kedepannya, maka Powell menyatakan akan kembali melakukan pelonggaran likuiditas kembali. Pernyataan Powell ini yang membuat para pelaku pasar melepas mata uang US Dollar sehingga melemah terhadap semua mata uang dunia.
Selain masalah diatas, masalah impeachment Presiden Trump yang akhirnya disetujui oleh Parlemen Amerika Serikat dan akan dibawa ke Kongres AS pada awal tahun depan, merupakan faktor lain yang menyebabkan pelemahan mata uang US Dollar. Pemilihan Presiden Amerika Serikat ke 46 pada bulan November 2020 merupakan faktor geopolitik dalam negeri Amerika Serikat yang akan membuat pasar uang kembali turun bersamaan dengan pelemahan US Dollar.
Diprediksi harga emas dalam jangka menengah akan mencapai level harga $1531 / troyounce. Jika faktor geopolitik terus memberika ketidakpastian terhadap pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat, dan tentunya akan berpengaruh terhadap perlambatan ekonomi global.
Trading Plan :
Buy Limit 1497 – 1504 dengan target 1521 – 1531
Gold Timeframe Weekly