Perang Dagang Amerika – China Mereda, Emas Terkapar
Perang dagang Amerika – China yang memanas sejak tahun 2018 telah membuat kedua negara mengalami perang tariff masuk barang impor. Keadaan ini membuat aktivitas sector industry di China mengalami penurunan yang sangat signifikan sehingga pemerintah China harus menggunakan semua instrument kebijakan moneter dan fiskalnya untuk memulihkan perekonomiannya.
Di Amerika Serikat, konflik dagang ini membuat kerusakan di sector perdagangan dan retail, sehingga terjadi penurunan laju tingkat inflasi dan membuat The Fed harus merubah arah kebijakan yang agresif menjadi menahan kenaikan suku bunga sampai data ekonomi Amerika membaik dan ancaman perang dagang telah mereda.
Telah 3 kali pertemuan antara delegasi Amerika – China digelar pada tahun 2019 di Washington – Beijing oleh menteri keuangan Steven Mnuchin dengan Perdana Menteri Lie. Kompleks nya perdagangan Amerika – China tentunya membuat kesepakatan yang akan dibuat menjadi terlihat berlarut larut seperti tidak akan pernah berakhir, tetapi atas niat baik keduanya maka pada putaran terakhir pertemuan tingkat tinggi ini akan menemui titik terang.
Pada hari Selasa – Rabu minggu depan, Perdana Menteri China akan bertolak ke Washington dengan membawa rancangan kesepakatan perdagangan yang berisikan :
- Transfer teknologi paksa dan pencurian di dunia maya,
- Hak kekayaan intelektual,
- layanan,
- Mata uang,
- Pertanian dan
- Hambatan non tariff dalam perdagangan.
Jika ini disepakati maka tentunya ancaman terhadap perselisihan perdagangan akan mereda dan cenderung membuat pertumbuhan ekonomi kedua negara membaik. Efek dari semua ini tentunya akan membuat pertumbuhan ekonomi dunia menjadi lebih baik, walaupun secara umum bahwa perang dagang dibelahan negara lain antara Amerika – Eropa baru akan dimulai.
Turunnya tekanan ancaman dagang akan membuat safe haven akan ditinggalkan dan membuat harga emas mendapat tekanan keharga $1312 – $1293/troy ounce dengan koreksi pada areal $1326 - $1330/ troy ounce.
Gold Timeframe Daily
