Pergerakan Market di Awal Tahun 2019
Pergerakan market di awal tahun 2019 tidak akan lepas dari underlying sentiment yang terjadi pada tahun 2018 yang di dominasi oleh faktor geopolitik di dunia. Proteksionis Amerika Serikat yang menyebabkan konflik dagang dengan China telah membuat kedua negara tersebut mengalami kerugian besar ditahun lalu. Harga saham di Amerika Serikat berjatuhan diakhir tahun setelah sempat naik kuat diawal tahun 2018, dimana tahun lalu Index saham Dow Jones turun 5,6% , S&P 500 turun 6,2% dan Nasdaq 3,9%.
Penurunan harga saham juga terjadi pada pasar China di tahun lalu, dimana Shanghai Komposit turun 24,6%, Shenzen Komposit turun 33,2% dan Index Saham Hangseng turun 13,6%. Jika dilihat dari data diatas, maka China mengalami pukulan lebih kuat 4 – 5 kali lebih kuat dibandingkan Amerika Serikat, saat mereka memulai perang dagang di tahun lalu. Wajar apabila Presiden Xi melakukan panggilan telephone untuk mengucapkan selamat atas hubungan diplomatic kedua negara, yang telah menginjak 40 tahun. Disamping itu ini merupakan signal bahwa China sudah mau kembali ke meja perundingan di bulan januari 2019, mengingat jika konflik perdagangan Amerika – China tidak mencapai kesepakatan pada tanggal 1 maret 2019, maka pasar saham kedua negara tersebut akan kembali Free Fall.
Masalah Geopolitik lainnya yang terjadi di akhir 2018 antara lain masalah penutupan sebagian pemerintahan Amerika Serikat karena tidak adanya kesepakatan anggaran belanja tahun yang diajukan oleh Administrasi Trump. Pembiayaan tembok perbatasan Amerika – Mexico senilai $5 milliar, merupakan penghalang di sahkannya RUU si kongres Amerika dan terlebih lagi pada tanggal 3 Januari 2019 keputusan harus diambil oleh Parlemen dan Kongres guna berlaku sampai bulan Febuari dan September 2019. Keadaan ini tentunya membuat pelemahan mata uang US Dollar dan keadaan ini pula yang membuat Presiden Trump mengundang petinggi Partai Demokrat , Partai Republik dan Senator ke gedung putih untuk sessi briefing sebelum kekacauan semakin membesar.
Kebijakan Moneter The Fed diakhir tahun 2018 yang sangat text book, tentunya turut membebani pasar saham Amerika Serikat yang telah terpuruk, sehingga kenaikan suku bunga 2 kali di tahun ini akan diawali pada semester pertama 2019. Walaupun banyak analis mengatakan bahwa The Fed akan melihat data ekonomi yang akan terjadi di tahun 2019 sehingga The Fed dapat saja tidak menaikan suku bunga, tetapi dari pernyataan Jerome Powell tentang “Ketidakpastian” sebanyak 3 kali dalam waktu yang berbeda, tetap saja dia menaikkan suku bunga 4 kali dalam tahun 2018 dan tentunya ini akan menjadi cermin bahwa Powell akan kembali menaikan suku bunganya di tahun ini.
Melihat semua fenomena diatas dan ditambah lagi dengan berita dari Inggris yang belum mendapat titik terang masalah Brexit, maka kenaikan harga emas masih akan meneruskan kenaikannya ke harga $ 1293 - $1300/ troyounce dengan koreksi ke harga $1269 - $1278/ troyounce.
Gold Timeframe Weekly