Resiko Geopolitik Melanda Dunia
Sulit untuk melihat wajah perekonomian global di tahun 2019 terlihat ceria. Ketidakpastian terus melanda hampir disemua pasar uang di dunia akibat factor geopolitik yang mendominasi tahun 2018. Berawal dari kegaduhan administrasi Trump yang memberlakukan kenaikan tariff impor baja dan aluminium, telah memicu konflik dagang antar Amerika Serikat dengan China dan berdampak kepada ke luruh negara di dunia.
Keadaan terurs bergulir seperti bola salju dan memicu pembalasan kenaikan tariff dari Pemerintah China dan kembali dibalas oleh Amerika Serikat Trump sampai Presiden kedua negara tersebut melakukan gencatan senjata perang dagang pada tanggal 30 November 2018 di Argentina dan menunda kenaikan tariff lanjutan oleh Amerika Serikat terhadap China , sampai 90 hari kedepan. Ternyata kesepakatan tersebut hanya 1 hari berjalan dengan baik, karena Amerika Serikat meminta Pemerintah Kanada untuk menangkap CFO perusahaan telekomunikasi Huawei di Kanada.
Investor mulai terlihat takut akan pembalasan Pemerintah China terhadap perusahaan yang beroperasi di China setelah pemerintah tirai bambu tersebut memanggil Duta Besar Amerika Serikat di China dan melakukan kecaman keras atas penahanan warga negara nya yang dituduh melakukan perdagangan dengan Iran melalui jasa perbankan HSBC dan Standart Chartered.
Disisi lain resiko geopolitik yang tidak kalah besarnya ada di benua eropa, dimana Pemerintah Italia yang sedang menghadapi sanksi dan denda dari Komisi Eropa , tentang pengajuan defisit anggran 2019 mempunyai kontribusi yang cukup signifikan atas perbankan dunia. Ketidak-patuhan Pemerintah Italia, tentunya kan menyeret turun pertumbuhan ekonomi Eropa, walaupun saat ini para pelaku pasar sedang melihat bagaimana Presiden Prancis dapat meredakan aksi demontrasi yang cenderung Anarkis disaat pemerintahnya melakukan kenaikan atas pajak bahan bakar minyak.
Pengerusakan dan penjarahan di Perancis merupakan bentuk ketidakpuasan rakyat Perancis yang merasa bahwa pengurangan pajak untuk kalangan Atas disubsidi lewat kenaikan bahan bakar minyak bagi seluruh rakyat di negara tersebut. Selain itu masalah geopolitik timbul dari ketidakmampuan Perdana Menteri Theresa May untuk meloloskan perjanjian kesepakatan Brexit – Uni Eropa di parlemen, sehingga pemungutan suara yang sedianya akan dilakukan pada hari ini harus di undur sampai batas waktu yang belum ditentukan. Ini tentunya memicu ketidakpastian di benua Eropa, karena keadaan ini erat kaitannya dengan tariff perdagangan antara Inggris dan Uni Eropa kedepannya.
Setiap kenaikan pasti akan terjadi koreksi, dan tentunya akan kembali terjadi kenaikan harga yang cukup signifikan pada Emas disaat ketidakpastian yang terus berlanjut. Harga Emas akan terdorong kembali naik ke $ 1255 atau bahkan ke harga $1267/ troyounce dengan koreksi ke harga $1242/ troyounce.
Gold Timeframe Daily