Pasar saham Asia sebagian besar libur untuk Jumat Agung pada perdagangan Jumat (29/03/2024). Dolar AS juga menguat terhadap euro sebelum data inflasi utama AS
GBPUSD Kesulitan Rebound, Sentimen Atas Aset Berisiko Kembali Pudar
Diperbarui • 2024-01-03
Pound Sterling mencari bantalan kuat untuk rebound pada perdagangan Rabu (03/01/2024) setelah penurunan tajam hari sebelumnya. Imbasnya, pasangan GBPUSD masih cukup lemah untuk menguat setelah para investor kembali mempertimbangkan sentimen positif yang mendasari kenaikan pada aset-aset yang sensitif terhadap risiko.
Selain itu, kekhawatiran resesi yang semakin dalam dan sektor manufaktur yang masih rentan dalam perekonomian Inggris telah mengurangi daya tarik Pound Sterling dan menahan upaya pasangan Cable untuk melanjutkan upaya rebound nya.
Faktor yang dapat mendorong Pound Sterling menguat terhadap dolar AS adalah ekspektasi bahwa Federal Reserve (Fed) akan mulai menurunkan suku bunga lebih awal dibanding dengan Bank of England (BoE). Namun, prospek ekonomi Inggris yang suram, karena sentimen bisnis yang semakin memburuk di tengah meningkatnya krisis biaya hidup, dapat memaksa BoE untuk mempertimbangkan kembali sikap mereka dalam mempertahankan suku bunga untuk jangka waktu yang lebih lama.
GBPUSD masih dalam upaya kerasnya untuk rebound setelah mencatat penurunan selama tiga sesi terakhir di tengah stabilnya dolar AS dan saat ini diperdagangkan di sekitar level 1,2640. Dolar AS yang masih tertekan oleh potensi penurunan suku bunga The Fed, kembali menghadapi tekanan karena komentar moderat dari Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva.
Dalam sebuah wawancara dengan CNN pada hari Selasa, Georgieva menyatakan rasa optimisme nya atas ekonomi AS. Dia menyoroti bahwa meskipun pasar tenaga kerja yang kuat, suku bunga diperkirakan akan moderat pada tahun 2024 karena penurunan inflasi AS yang stabil. Prospek positif ini menunjukkan potensi pelonggaran tekanan ekonomi dan memberikan perspektif yang tidak terlalu agresif terhadap kebijakan suku bunga Federal Reserve (Fed).
Indeks dolar AS cukup stabil mempertahankan penguatannya yang didukung oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS, dengan yield obligasi 10 tahun naik menjadi 3,96%. Tanda-tanda perlambatan pertumbuhan global menjelang akhir tahun 2024 pada awalnya sempat membuat investor mencari perlindungan dalam dolar AS. Namun, ada pergeseran karena para pelaku pasar mengevaluasi kembali proyeksi agresif mereka terhadap penurunan suku bunga The Fed dalam waktu dekat.
Survei Indeks Keyakinan Ekonomi Institute of Directors menunjukkan berlanjutnya pesimisme di antara para direktur korporasi di Inggris terhadap perekonomian negara tersebut untuk 12 bulan ke depan, dengan indeks turun menjadi 28 di bulan Desember dari bulan sebelumnya yaitu 21. Para eksekutif perusahaan di Inggris mendesak Bank of England (BoE) untuk segera menurunkan suku bunga guna menopang perekonomian yang sedang mengalami kesulitan.
Analisa Teknikal GBPUSD
Pasca penurunan tajam dalam tiga hari perdagangan berturut-turut, GBPSUSD mendapat sentimen positif dari para investor yang memburu aset di harga rendah, bersamaan dengan konsolidasi indeks dolar AS dengan bias bearish. Grafik pada timeframe H1 membentuk pola Bullish Reversal yang terbentuk dari candlestick terakhir di akhir perdagangan kemarin dan candlestick hijau di pembukaan perdagangan hari ini. Potensi kenaikan ini juga ditopang dengan indikator Relative Strength Index yang mulai menjauhi di atas garis area Oversold, meski belum menyentuh garis tengah. Namun, harga saat ini masih relatif jauh di bawah ketiga Simple Moving Average.
Jika kenaikan ini berlanjut, RSI berhasil menembus ke atas garis tengah dan harga menembus level 1.2855, potensi BUY GBPUSD dapat dipertimbangkan di level 1.2857 dengan target profit di level 1.2863/1.2867. sebaliknya, jika pasangan Cable ini tidak cukup kuat untuk rebound dan harga kembali turun di bawah level 1.2840, potensi SELL dapat dipertimbangkan di level 1.2836 dengan target profit di level 1.2827/1.2821.
Menyerupai
Dolar Australia menguat tipis di awal perdagangan akhir pekan ini, namun masih dalam tren penurunan. Pasar diperkirakan sepi karena memperingati Jumat Agung. Dolar AS menguat karena data ekonomi AS menunjukkan ekspansi,
Pasar saham Asia memiliki sentimen sideways dengan bias bearish pada perdagangan Kamis (28/03/2024), karena adanya sentimen ketidakpastian menjelang data indeks harga PCE AS..penjualan ritel Australia dirilis lebih kecil dari perkiraannya.
Berita terbaru
Yen Jepang gagal memikat para investor pada perdagangan Selasa (02/04/2024) meski ada peluang atas kemungkinan intervensi dan..Sentimen penghindaran risiko masih berpotensi memberikan kekuatan pada safe-haven
XAUUSD naik ke rekor tertinggi baru pada perdagangan Senin (01/04/2024), di tengah meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga..melanjutkan kenaikan kuat minggu lalu hingga membentuk level puncak baru sepanjang masa
Pasar saham Asia sebagian masih libur dan sebagian lagi menguat pada perdagangan Senin (01/04/2024), karena optimisme data pabrikan Tiongkok mendukung..potensi intervensi otoritas Jepang terhadap yen Jepang diperkirakan berada di zona 152 – 155 yen.