Western Texas Intermediate (WTI) menguat dari penurunan kemarin dan saat ini diperdagangkan di sekitar level 78,15 pada hari Kamis (29/02/2024). XTIUSD mencoba pulih dan..Sementara OPEC+ yang mempertimbangkan
Jepang Merupakan Target Trump Berikutnya
Diperbarui • 2019-11-11
Terdapat kejutan dalam data sector tenaga kerja Amerika Serikat yang dirilis pada hari jumat minggu lalu. Data lowongan kerja yang naik cukup tinggi menjadi 201 K merupakan angka yang lebih tinggi dari perkiraan ekonom yang hanya mematok pada level 160 K – 190 K. Tetapi perlu diingat bahwa data sector tenaga kerja memang tidak terlalu diperhatikan oleh para pelaku pasar, karena sudah mencapai target yang telah diamanatkan oleh kongres Amerika.
Dalam Symposium Jackson Hole Kansas, Jerome Powell menyiratkan bahwa The Fed akan menggunakan data inflasi sebagai tools dalam penetapan kebijakan moneter berikutnya, sehingga factor factor inflasi akan jauh memberikan efek yang signifikan dibandingkan data sector tenaga kerja. Walaupun demikian data sector tenaga kerja yang sangat baik, tidak dapat diabaikan begitu saja oleh pelaku pasar, karena ini merupakan factor pendukung dari pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.
Dengan mulai ditetapkannya kenaikan tariff lanjutan kepada China senilai $216 milliar oleh Trump maka dapat dipastikan China akan membalas dengan nilai yang sama bagi product Amerika yang masuk ke China. Ini memberikan signal kepada kita bahwa perang dagang tidak dapat berhenti dalam waktu dekat, karena administrasi Trump tetap dalam pandangan, bahwa mengurangi deficit perdagangan adalah dengan menaikan tariff kepada semua negara yang mempunyai surplus terhadap Amerika. China, Eropa dan Kanada merupakan zona perang dagang Amerika, dan berikutnya adalah Jepang.
Saat ini Jepang mempunyai pertumbuhan GDP yang baik dimana pada kuartal ke 2 ini Jepang berhasil menaikan GDP dari -0,2% menjadi 0,7%. Secara tahunan, ekonomi negara ini sudah tumbuh 3% dan tentunya ini jauh lebih cepat dibandingkan forecast yang ada. Resiko dari pertumbuhan Japan adalah perang dagang dengan Amerika, dan jika tidak diselesaikan maka akan memberikan dampak yang buruk bagi negeri sakura ini.
JAPAN
Perang dagang Amerika – Japan memang belum terjadi, tetapi dengan ancaman dari administrasi Trump maka ini merupakan peringatan bagi pelaku pasar. Resiko dari kedua negara yang berperang adalah kerugian dikedua belah pihak sehingga dengan ancaman perang dagang Amerika – Japan maka pair USDJPY diprediksi akan naik kelevel 111.30 – 111,70 an dengan koreksi ke level 110,90 an
AUSTRALIA
Masih berlanjutnya perang dagang, tentunya akan menambah tekanan jual pada AUDUSD. Di perkirakan lebih dari 2 tahun, Perang dagang akan masih berlanjut sehingga grafik bearish masih mewarnai pair AUDUSD. Target penurunan pair ini ada dilevel 0.7080 an – 0,7010 an dengan koreksi sampai ke level 0,7170 an
Menyerupai
Harga minyak mentah acuan AS West Texas Intermediate (WTI) masih dalam jalur melanjutkan kenaikan untuk hari ke tujuh secara beruntun, pada Rabu (14/02/2024). Menurut laporan pasar minyak bulanan OPEC, ada kekhawatiran mengenai kepatuhan kelompok ini terhadap pemangkasan produksi
Pasar saham Asia melemah pada perdagangan Selasa (30/01/2024), terseret oleh kasus likuidasi perusahaan raksasa properti China..Kegelisahan investor terhadap meningkatnya ketegangan di Timur Tengah telah mengendalikan sentimen risiko.
Berita terbaru
Yen Jepang gagal memikat para investor pada perdagangan Selasa (02/04/2024) meski ada peluang atas kemungkinan intervensi dan..Sentimen penghindaran risiko masih berpotensi memberikan kekuatan pada safe-haven
XAUUSD naik ke rekor tertinggi baru pada perdagangan Senin (01/04/2024), di tengah meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga..melanjutkan kenaikan kuat minggu lalu hingga membentuk level puncak baru sepanjang masa
Pasar saham Asia sebagian masih libur dan sebagian lagi menguat pada perdagangan Senin (01/04/2024), karena optimisme data pabrikan Tiongkok mendukung..potensi intervensi otoritas Jepang terhadap yen Jepang diperkirakan berada di zona 152 – 155 yen.