Western Texas Intermediate (WTI) menguat dari penurunan kemarin dan saat ini diperdagangkan di sekitar level 78,15 pada hari Kamis (29/02/2024). XTIUSD mencoba pulih dan..Sementara OPEC+ yang mempertimbangkan
Pasar Uang di Tahun 2018
Diperbarui • 2019-11-11
Geopolitik dan keuangan memang sedang melanda semua negara didunia termasuk Amerika. Sehingga diawal tahun ini, kita melihat US Dollar melemah terhadap seluruh mata uang dunia, secara signifikan. Banyak faktor yang mempengaruhinya, antara lain:
- FOMC Meeting yang akan di rilis pada tanggal 31 januari 2018, merupakan rapat untuk menentukan kebijakan moneter Amerika kedepannya, tetapi kita ketahui bahwa Janet Yellen dapat dipastikan akan membuat kebijakan moneter yang datar-datar saja, mengingat bulan ini adalah bulan terakhir jabatan sebagai gubernur The Fed. Rencana pergantian pimpinan The Fed pada bulan Febuari 2018, dimana Janet Yellen akan diganti oleh pilihan Presiden Trump, yaitu Jerome Powell. Setiap pergantian pimpinan bank sentral, pasti akan membuat mata uang negara tersebut melemah karena pasar meragukan konsistensi akan kebijakan moneter yang telah dirancang guna memenuhi mandate kongres AS saat krisis ditahun 2008.
- China dan Jepang mulai memangkas kepemilikan surat hutang Amerika, dan tentunya ini bukan tanpa sebab. Kedua negara besar tersebut tentunya sudah dapat melihat akan adanya tekanan besar di dalam perekonomian Amerika Serikat kedepannya, sehingga mereka mulai mengambil langkah untuk memindahkan cadangan devisanya ke negara yang dianggap dapat memberikan nilai tambah dikemudian hari. Dampak dari semua ini tentu akan berpengaruh kepada yield obligasi tenor 10 tahun yang telah mencapai level 2,63%, dimana level tersebut merupakan level tertinggi sejak 2014 dan tentunya ini dapat menjadi salah satu faktor atas penurunan saham kedepannya, jika yield terus naik ke level 2,75%.
- Penutupan pemerintahan Amerika Serikat memang tinggal hitungan jam, apabila tidak terjadi kesepakatan antara partai Republik dengan Demokrat didalam pengesahan Anggaran Pedapatan dan Belanja Amerika. Shutdown dapat menjadi signal kematian bagi index saham di Amerika.
Japan
Jepang seperti negara Inggris dan Canada yang perekonomiannya mulai overheating dimana tahap normalisasi dengan mulai melakukan pengurangan pembelian asset. Ini merupakan tahap awal dari penguatan mata uang yen kedepannya.
Level 108.30 an merupakan target penguatan yen kedepan jika di hari selasa minggu depan BoJ benar2 membuat kebijakan moneter tahap taper. Jika kebijakan moneter BoJ tidak akomodatif maka level 111.80 dapat menjadi level koreksi untuk pair ini.
Eropa
Euro. Mata uang ini paling di buru oleh para pelaku pasar mengingat pertumbuhan ekonomi kawasan ini cukup menjanjikan untuk pertambahan modal. Semua ini tentunya tidak lepas dari arsitek ECB Mario Draghi yang telah menurunkan suku bunga serta menjalankan program stimulus selama 3 tahun terakhir. ECB akan meeting kebijakan moneter pada tanggal 25 Januari 2018 dan tentunya kita sudah mengetahui bahwa taper akan dilakukan pada bulan January 2018 dari 60 Milliard Euro ke 30 milliard euro.
Level 1.2450-an merupakan target EURUSD kedepannya dengan catatan bahwa taper terus dijalankan secara konsisten. Hanya faktor geopolitik saja yang dapat membuat euro turun kelevel 1.2000-an
Komoditas
Gold. Pelemahan US Dollar dimanfaatkan oleh metal kuning ini untuk terus melanjutkan penguatan. Semakin gejolak administrasi Trump di gedung putih masalah aliran dana dari rusia yang masuk ke property Trump maka semakin Gold mendapatkan angin segar utk Naik.
Jika level 1350-an dilewati maka 1420 – 1480 an dapat diprediksikan ada, dengan koreksi gold ada di level 1290-an
Menyerupai
Harga minyak mentah acuan AS West Texas Intermediate (WTI) masih dalam jalur melanjutkan kenaikan untuk hari ke tujuh secara beruntun, pada Rabu (14/02/2024). Menurut laporan pasar minyak bulanan OPEC, ada kekhawatiran mengenai kepatuhan kelompok ini terhadap pemangkasan produksi
Pasar saham Asia melemah pada perdagangan Selasa (30/01/2024), terseret oleh kasus likuidasi perusahaan raksasa properti China..Kegelisahan investor terhadap meningkatnya ketegangan di Timur Tengah telah mengendalikan sentimen risiko.
Berita terbaru
Yen Jepang gagal memikat para investor pada perdagangan Selasa (02/04/2024) meski ada peluang atas kemungkinan intervensi dan..Sentimen penghindaran risiko masih berpotensi memberikan kekuatan pada safe-haven
XAUUSD naik ke rekor tertinggi baru pada perdagangan Senin (01/04/2024), di tengah meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga..melanjutkan kenaikan kuat minggu lalu hingga membentuk level puncak baru sepanjang masa
Pasar saham Asia sebagian masih libur dan sebagian lagi menguat pada perdagangan Senin (01/04/2024), karena optimisme data pabrikan Tiongkok mendukung..potensi intervensi otoritas Jepang terhadap yen Jepang diperkirakan berada di zona 152 – 155 yen.