Pasar saham Asia sebagian besar libur untuk Jumat Agung pada perdagangan Jumat (29/03/2024). Dolar AS juga menguat terhadap euro sebelum data inflasi utama AS
USDJPY Konsolidasi Di Tengah Yen Yang Stabil Dan Bias Bearish Dolar
Diperbarui • 2023-12-26
Dolar AS masih kesulitan mendapatkan pijakan untuk sekedar pulih ringan pada perdagangan yang sepi pada hari libur Natal dan Tahun Baru ini, Selasa (26/12/2023), tertekan oleh beragam tanda bahwa inflasi di negara ekonomi terbesar tersebut tampak semakin melambat. Hal ini semakin meningkatkan kemungkinan terciptanya ruang bagi Federal Reserve untuk melonggarkan suku bunga pada tahun depan.
Sementara itu, yen cukup stabil di tengah prospek bahwa Bank of Japan (BOJ) yang bisa saja segera mengakhiri kebijakan ultra-mudahnya. Sepanjang tahun 2022 dan 2023, kebijakan bank of Japan tersebut telah membuat mata uang Jepang berada di bawah tekanan karena bank-bank sentral utama lainnya di seluruh dunia memulai siklus kenaikan suku bunga yang agresif.
Pergerakan mata uang sebagian besar diredam pada hari setelah Natal, dengan pasar di Australia, Selandia Baru, dan Hong Kong masih tutup untuk libur nasional Boxing Day. Kondisi ini membuat indeks dolar AS terus tertahan di bawah level 101.60 setelah dibuka dengan open Gap Bearish di level 101.63 dan secara perlahan melemah. Namun perdagangan USDJPY sejauh ini konsolidasi di sekitar level 142.25 setelah dibuka pada level 142.14.
Dolar AS masih tertekan oleh data PCE Core Price Index AS yang dirilis pada hari Jumat turun di bulan November untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga setengah tahun, yang mendorong kenaikan inflasi tahunan lebih jauh di bawah 3% dan meningkatkan ekspektasi pasar akan penurunan suku bunga oleh the Fed pada Maret mendatang.
Angka ini muncul seminggu setelah para pembuat kebijakan Fed membuka kemungkinan penurunan suku bunga pada tahun 2024 pada pertemuan kebijakan terakhir bank sentral untuk tahun ini, sebuah langkah yang tidak hanya mendorong dolar melemah, namun juga yield obligasi AS.
Sementara itu, yen Jepang mendapat dukungan tambahan dari komentar Gubernur BOJ Kazuo Ueda, yang mengisyaratkan akan kemungkinan perubahan kebijakan. Ueda mengatakan pada hari Senin bahwa kemungkinan pencapaian target inflasi bank sentral "secara bertahap meningkat" dan akan mempertimbangkan kemungkinan perubahan kebijakan jika prospek untuk mencapai target 2% secara berkelanjutan meningkat "secara memadai".
Meski demikian, Ueda mengatakan bahwa BOJ belum memutuskan kapan waktu yang tepat untuk mengubah kebijakan moneter yang sangat longgar tersebut. Ueda juga tidak memberikan panduan kebijakan dalam pidatonya kemarin, meskipun ia berharap bahwa Jepang akan keluar dari kondisi inflasi rendah.
Sejumlah data yang dirilis pada hari Selasa juga menunjukkan dukungan atas penguatan yen, setelah tingkat pengangguran Jepang tidak berubah di 2,5% di bulan November dari laporan bulan sebelumnya. Sementara inflasi layanan bisnis-ke-bisnis stabil pada 2,3% bulan lalu dan inflasi inti konsumen tahunan jepang turun menjadi 2.7% dari laporan sebelumnya 3.0%.
Analisa Teknikal USDJPY
Secara teknikal, USDJPY masih menunjukkan tren Bearish yang signifikan. Ini terlihat pada grafik Timeframe H1 yang terus membentuk Lower-High sejak perubahan tren menjadi bearish pada 12 Desember lalu. Penurunan ini juga terlihat jelas pada indikator Relative Strength Index yang masih tertahan di bawah garis tengah. Sementara itu, harga kembali bergerak turun setelah pada akhir pekan kemarin gagal menembus Simple Moving Average (SMA)50.
Berlanjutnya penurunan akan membuka peluang SELL yang dapat dipertimbangkan pada level 142.13 dengan target profit di level 142.00/141.89. Sementara kemungkinan USDJPY lanjutkan pemulihan ringan hari ini akan, potensi BUY dapat dipertimbangkan pada level 142.37 dengan target profit di level 142.52/142.63.
Menyerupai
Dolar Australia menguat tipis di awal perdagangan akhir pekan ini, namun masih dalam tren penurunan. Pasar diperkirakan sepi karena memperingati Jumat Agung. Dolar AS menguat karena data ekonomi AS menunjukkan ekspansi,
Pasar saham Asia memiliki sentimen sideways dengan bias bearish pada perdagangan Kamis (28/03/2024), karena adanya sentimen ketidakpastian menjelang data indeks harga PCE AS..penjualan ritel Australia dirilis lebih kecil dari perkiraannya.
Berita terbaru
Yen Jepang gagal memikat para investor pada perdagangan Selasa (02/04/2024) meski ada peluang atas kemungkinan intervensi dan..Sentimen penghindaran risiko masih berpotensi memberikan kekuatan pada safe-haven
XAUUSD naik ke rekor tertinggi baru pada perdagangan Senin (01/04/2024), di tengah meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga..melanjutkan kenaikan kuat minggu lalu hingga membentuk level puncak baru sepanjang masa
Pasar saham Asia sebagian masih libur dan sebagian lagi menguat pada perdagangan Senin (01/04/2024), karena optimisme data pabrikan Tiongkok mendukung..potensi intervensi otoritas Jepang terhadap yen Jepang diperkirakan berada di zona 152 – 155 yen.