
Western Texas Intermediate (WTI) menguat dari penurunan kemarin dan saat ini diperdagangkan di sekitar level 78,15 pada hari Kamis (29/02/2024). XTIUSD mencoba pulih dan..Sementara OPEC+ yang mempertimbangkan
Diperbarui • 2022-01-10
Memprediksi harga minyak adalah pekerjaan yang sulit. Hal itu menjadi semakin sulit karena COVID-19 dan variannya terus menunda rencana konsumen serta mengganggu keseimbangan antara permintaan dan pasokan minyak. Selain itu, pemerintah juga berupaya membongkar sistem energi global saat ini dan beralih ke energi bersih. Semua ini menempatkan harga minyak dan perusahaan energi di bawah nuansa ketidakpastian.
Kami memperkirakan harga minyak mentah akan turun dalam beberapa bulan mendatang, karena tampaknya pasokan akan melebihi permintaan, dan kita akan melihat surplus yang membalikkan keadaan. Namun, minyak akan tetap melanjutkan reli yang dimulai akhir tahun lalu pada tahun ini.
Harga minyak bisa didorong naik oleh potensi gagalnya kesepakatan nuklir Iran, ekspektasi kembalinya permintaan minyak yang lebih tinggi selama musim panas, dan ketidakmampuan OPEC+ untuk memompa jumlah pasokan yang disepakati karena melambatnya produksi.
Harga akan mulai stabil pada kuartal pertama tahun 2022. Menurut Badan Informasi Energi (EIA), harga rata-rata minyak mentah Brent akan menyentuh kisaran $70 per barel selama tahun 2022.
Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan pasokan minyak global akan melebihi permintaan tahun ini.
Pasokan minyak dunia diperkirakan meningkat menjadi 6,4 juta barel per hari pada tahun 2022, dibandingkan pasokan 1,5 juta barel per hari pada tahun 2021. Menurut IEA, permintaan global akan meningkat menjadi 3,3 juta barel per hari pada tahun 2022, dibandingkan permintaan 5,4 juta barel per hari pada tahun 2021.
Menurut laporan badan tersebut, kuartal pertama 2022 mungkin melihat surplus 1,7 juta barel per hari dan tumbuh menjadi 2 juta barel per hari pada kuartal kedua 2022.
Surplus ini bisa mendorong harga minyak untuk sedikit stabil dan kembali ke level $70 per barel selama periode ini.
Harga minyak berisiko turun menjadi $60 dalam beberapa bulan mendatang karena permintaan yang melambat karena varian Omicron, dan pengaruhnya terhadap ekonomi, produksi, penerbangan, dan perjalanan. Skenario harga ini akan terjadi jika:
Harga minyak bisa jatuh ke $60 per barel. Namun, hal ini akan menjadi peluang bagus untuk membeli minyak karena tren jangka panjangnya akan bullish.
Ketika ekonomi global dibuka kembali dari pandemi, permintaan minyak bisa melebihi pasokan global. Namun, prakiraan surplus pasokan pada kuartal pertama tahun 2022 akan sepenuhnya hilang, karena OPEC dan sekutu non-OPEC yang dipimpin oleh Rusia masih belum bisa memenuhi peningkatan produksi 400.000 barel per hari yang direncanakan setiap bulan.
Surplus pasokan akan berubah menjadi defisit pasokan, karena permintaan minyak meningkat seiring pemulihan ekonomi, dan musim mengemudi akan dimulai selama musim panas. Hal ini bisa mendorong harga minyak ke $85-$90 per barel selama tahun 2022. Selain itu, OPEC+ diperkirakan akan mempertahankan pasokan yang ketat, yang merupakan cara yang sangat bagus mendorong harga lebih tinggi.
Tidak adanya minyak Iran di pasar, selagi kita menunggu kemungkinan gagalnya kesepakatan nuklir Iran, bisa membuka pintu bagi minyak untuk menembus $100 per barel, terutama jika inflasi dan kenaikan biaya produksi mencapai sektor jasa minyak.
Kesimpulannya, kami memperkirakan minyak akan melanjutkan reli, tetapi akan sedikit tenang, dan harga akan berkisar di antara $73-$85 sepanjang tahun. Menurut keadaan, minyak akan mengalami beberapa volatilitas antara naik dan turun.
Western Texas Intermediate (WTI) menguat dari penurunan kemarin dan saat ini diperdagangkan di sekitar level 78,15 pada hari Kamis (29/02/2024). XTIUSD mencoba pulih dan..Sementara OPEC+ yang mempertimbangkan
Harga minyak mentah acuan AS West Texas Intermediate (WTI) masih dalam jalur melanjutkan kenaikan untuk hari ke tujuh secara beruntun, pada Rabu (14/02/2024). Menurut laporan pasar minyak bulanan OPEC, ada kekhawatiran mengenai kepatuhan kelompok ini terhadap pemangkasan produksi
Pasar saham Asia melemah pada perdagangan Selasa (30/01/2024), terseret oleh kasus likuidasi perusahaan raksasa properti China..Kegelisahan investor terhadap meningkatnya ketegangan di Timur Tengah telah mengendalikan sentimen risiko.
Yen Jepang gagal memikat para investor pada perdagangan Selasa (02/04/2024) meski ada peluang atas kemungkinan intervensi dan..Sentimen penghindaran risiko masih berpotensi memberikan kekuatan pada safe-haven
XAUUSD naik ke rekor tertinggi baru pada perdagangan Senin (01/04/2024), di tengah meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga..melanjutkan kenaikan kuat minggu lalu hingga membentuk level puncak baru sepanjang masa
Pasar saham Asia sebagian masih libur dan sebagian lagi menguat pada perdagangan Senin (01/04/2024), karena optimisme data pabrikan Tiongkok mendukung..potensi intervensi otoritas Jepang terhadap yen Jepang diperkirakan berada di zona 152 – 155 yen.
FBS menyimpan catatan data Anda untuk menjalankan website ini. Dengan menekan tombol "Setuju", Anda menyetujui kebijakan Privasi kami.
Permintaan Anda diterima.
Manajer kami akan menghubungi Anda
Permintaan panggilan balik berikutnya untuk nomor telepon ini
akan tersedia setelah
Jika Anda memiliki masalah mendesak, silakan hubungi kami melalui
Live chat
Internal error. Silahkan coba lagi
Jangan buang waktu Anda – tetap awasi dampak NFP terhadap dolar dan raup profitnya!