Force index
Apa Itu Force Index?
Force Index (FI) adalah indikator yang dikembangkan oleh Alexander Elder. Indikator ini mengukur kekuatan bear dan bull di pasar yang sedang dalam tren. Indikator ini didasarkan pada harga, arah, dan volume trade, yang menurut Elder merupakan tiga elemen penting dari pergerakan harga.
FI dapat mengonfirmasi tren, mengidentifikasi koreksi yang layak diperdagangkan, dan memprediksi pembalikan arah.
Artikel ini akan membahas Force Index, cara menghitungnya, dan bagaimana indeks ini dapat diimplementasikan dan ditafsirkan untuk membuat keputusan trading yang tepat. Kami juga akan membandingkan Force Index dengan Money Flow Index dan memeriksa keterbatasannya.
Memahami Force Index
Untuk memahami indikator Force Index, penting untuk terlebih dahulu memahami hubungan antara pergerakan harga dan volume trading. Tren yang kuat biasanya menyertai peningkatan volume trading, sementara tren yang lebih lemah memiliki volume trading yang lebih rendah. Force Index mengukur kekuatan tren dengan membandingkan harga penutupan periode saat ini, harga penutupan periode sebelumnya, dan volume trading pada periode yang sama.
Bagaimana Cara Menghitungnya?
Force Index dihitung dengan menggunakan rumus sederhana:
Force Index = (Harga Penutupan Saat Ini − Harga Penutupan Sebelumnya) × Volume
Exponential moving average diterapkan pada nilai yang dihasilkan sehingga Anda akan mendapatkan histogram dan garis pada jendela indikator.
Trader dapat menyesuaikan Force Index dengan menyesuaikan periode yang digunakan untuk moving average dari data volume. Periode yang lebih panjang memberikan indikator yang lebih stabil, sementara periode yang lebih pendek lebih sensitif terhadap perubahan jangka pendek.
Cara mengimplementasikannya
Force Index sudah termasuk dalam pengaturan default MetaTrader. Anda dapat menambahkannya ke grafik dengan mengeklik “Sisipkan” – “Indikator” – “Osilator” lalu memilih “Force Index”.
Cara menginterpretasikan Force Index
Indeks akan positif jika harga penutupan saat ini lebih tinggi daripada harga penutupan sebelumnya. Ketika indikator naik, ini menunjukkan kekuatan bull. Sebaliknya, jika harga penutupan lebih rendah daripada harga sebelumnya, indikator akan menjadi negatif, menunjukkan kekuatan bear. Oleh karena itu, ada baiknya Anda mengamati saat-saat ketika FI melintasi garis nol.
Selain itu, indikator ini juga terdiri dari data volume. Hal ini memungkinkan Anda membuat penilaian yang lebih baik tentang tren dan momentumnya. Tren naik saat ini kemungkinan akan berlanjut ketika Force Index mencapai titik tertinggi baru. Ketika FI merosot ke titik terendah baru, tren turun akan berlanjut. Tren dapat berbalik naik ketika FI mencapai titik terendah yang lebih tinggi.
Jika trennya kuat, Force Index akan berubah dengan tajam. Kemungkinan besar, ini akan menandakan kelanjutan dari sebuah tren. Pada saat yang sama, jika harga berubah karena inersia, FI hanya akan bergerak sedikit. Tren naik melemah jika harga saat ini naik, tetapi indikatornya tidak.
Di bawah ini, kami mengumpulkan berbagai sinyal yang disediakan oleh Force Index. Gunakan dengan bijak dan ingatlah bahwa konfirmasi dari alat lain selalu dapat diterima.
Sinyal bullish yang dihasilkan oleh FI:
- Force Index membentuk titik tertinggi baru saat tren naik (kelanjutan tren).
- Forces Index turun di bawah nol saat tren naik (beli saat turun).
- Force Index naik di atas nol saat tren turun (beli saat koreksi melawan tren utama).
- Force Index memotong MA ke atas (jika Anda menggunakan MA pada indikator).
- Divergensi (harga membentuk titik terendah yang lebih rendah, tetapi FI mencatatkan titik terendah yang lebih tinggi).
Sinyal bearish yang dihasilkan oleh FI:
- Force Index membentuk titik terendah baru saat tren turun (kelanjutan tren).
- Force Index naik di atas nol saat tren turun (jual saat pullback).
- Force Index turun di bawah nol saat tren naik (jual saat koreksi melawan tren utama).
- Force index memotong MA ke bawah (jika Anda menggunakan MA pada indikator).
- Divergensi (harga membentuk titik tertinggi yang lebih tinggi, tetapi FI mencatatkan titik tertinggi yang lebih rendah).
Divergensi Force Index
Divergensi bullish dan bearish mengindikasikan potensi perubahan arah tren. Sinyal klasik ini sering dikaitkan dengan osilator. Divergensi bullish terjadi ketika indikator bergerak naik sementara sekuritas bergerak turun. Hal ini menunjukkan bahwa kelemahan harga tidak dikonfirmasi oleh indikator, yang mungkin menandakan pembalikan tren bullish yang akan datang. Di sisi lain, divergensi bearish terjadi ketika indikator bergerak turun sementara aset bergerak naik. Hal ini mengindikasikan kelemahan mendasar, meskipun harga lebih tinggi, yang dapat menjadi pertanda pembalikan tren bearish.
Konfirmasi adalah aspek penting dalam menginterpretasikan divergensi bullish dan bearish. Meskipun divergensi menandakan sesuatu yang tidak biasa, divergensi memerlukan konfirmasi dari indikator atau grafik harga. Divergensi bullish dapat dikonfirmasi oleh Force Index yang bergerak ke wilayah positif atau penembusan resistance pada grafik harga. Divergensi bearish dapat dikonfirmasi oleh Force Index yang bergerak ke wilayah negatif atau penembusan support pada grafik harga. Untuk konfirmasi, trader juga dapat menggunakan alat analisis teknis seperti candlestick, persilangan moving average, dan penembusan pola.
Pada grafik di bawah ini, indikator Force Index telah membentuk divergensi bullish pada kerangka waktu harian. Setiap titik terendah indikator lebih tinggi daripada titik terendah sebelumnya, sementara setiap titik terendah harga tetap berada pada level yang sama. Trader memerlukan konfirmasi kedua dari potensi pembalikan tren untuk menemukan titik masuk terbaik. Dalam situasi ini, harga akan menembus di atas level resistance dan menguji ulang penembusan ini. Dengan demikian, trader dapat membuka trade beli setelah harga berhasil menguji ulang level yang disorot.
Force Index vs. Money Flow Index (FI vs. MFI)
Money Flow Index (MFI) dan Force Index menggunakan harga dan volume untuk mengukur kekuatan tren dan mengidentifikasi kemungkinan pembalikan harga. Namun, perhitungan kedua indikator berbeda secara signifikan. MFI menggunakan formula yang lebih rumit yang menggabungkan harga umum (titik tertinggi + titik terendah + penutupan ÷ 3) daripada hanya mengandalkan harga penutupan. Selain itu, MFI dibatasi pada rentang nol hingga 100. Sebagai hasil dari penghitungan dan batasan yang berbeda, MFI dapat memberikan wawasan unik yang berbeda dari Force Index.
Keterbatasan Force Index
Force index adalah indikator tertinggal yang menggunakan data harga dan volume sebelumnya untuk menghitung rata-rata EMA. Namun, mengingat data biasanya dirata-ratakan, indikator ini mungkin lambat dalam menghasilkan sinyal trading sehingga ada peluang yang terlewatkan. Menggunakan Force Index jangka pendek (misalnya, 10, 13, atau 20) dapat menghasilkan banyak sinyal palsu karena fluktuasi harga atau volume minor. Di sisi lain, Force Index jangka panjang (misalnya, 50, 100, atau 150) tidak terlalu rentan terhadap ayunan, tetapi bereaksi lambat terhadap perubahan harga, yang mengarah ke sinyal trading yang tertunda.
Ringkasan Indikator Force Index
Sebagai kesimpulan, Force Index dianggap sebagai salah satu kombinasi harga dan volume terbaik. Perhatikan bahwa FI menggunakan data volume tick dalam trading mata uang, sesuai dengan jumlah transaksi sehingga sedikit distorsi mungkin terjadi. Force Index menunjukkan hasil terbaik ketika diterapkan pada pasar yang bergejolak.
Mulai tradingDiperbarui • 2024-05-30
Artikel lain dalam bagian ini
- Osilator McClellan
- Strategi Trading Indikator Aroon
- Kekuatan mata uang
- Kerangka Waktu Terbaik untuk Trading
- Renko Chart
- Jenis grafik
- Bagaimana Cara Menggunakan Grafik Heikin-Ashi?
- Kebjakan Pelonggaran Kuantitatif (QE)
- Pivot Point
- Apa itu indikator ZigZag?
- Moving Average: cara mudah menemukan trend
- Williams’ Percent Range (%R)
- Apa itu Relative Vigor Index (Indikator RVI)?
- Momentum
- Apa itu Indikator Envelope?
- Bull Power dan Bear Power
- Average True Range
- Bagaimana cara trading dari hasil keputusan bank sentral?
- CCI (Commodity Channel Index)
- Standar Deviasi
- Parabolic SAR
- Trading dengan Osilator Stokastik
- Relative Strength Index
- MACD (Moving Average Convergence/Divergence)
- Osilator
- Indikator ADX: Cara Menggunakannya untuk Analisis Tren Forex yang Efektif
- Bollinger Band
- Tren indikator
- Pengenalan indikator teknis
- Support dan Resistance
- Tren
- Analisis tehnikal
- Bank sentral: kebijakan dan dampaknya
- Faktor fundamental
- Analisis Fundamental dalam Forex dan trading saham
- Analisis fundamental vs teknis