Strategi trading Third Touch
Strategi trading Third Touch (juga dikenal sebagai Third Strike) adalah strategi lain yang akan kami perkenalkan kepada para trader kami. Tidak seperti strategi-strategi lainnya yang kompleks karena penggunaan indikatornya yang beragam, "Third Touch" hanya membutuhkan satu elemen saja, yaitu garis tren.
Rekomendasi:
• Anda bisa menerapkan strategi ini pada semua instrumen, termasuk saham dan komoditas.
• Tidak disarankan untuk menggunakan strategi ini pada timeframe yang lebih kecil dari M30. Karena semakin kecil timeframe-nya, sinyal yang bagus kemungkinannya akan semakin rendah jikalau ada price noise.
Berikut adalah langkah-langkah yang harus Anda perhatikan. Yang pertama ialah untuk skenario ketika Anda ingin membuka posisi beli.
1. Anda melihat pergerakan naik dan menggambar garis tren yang menghubungkan dua titik terendah. Titik-titik ini secara teori harusnya titik ekstrem. Ini merupakan bagian tersulit dari strategi ini.
2. Kita menunggu koreksi turun dan memasuki pasar setelah harga menyentuh garis tren untuk ketiga kalinya hingga candlestick bullish terbentuk. Kita membuka posisi beli pada harga penutupan dari candlestick bullish ini.
3. Kita memasang stop loss di bawah level support sebelumnya.
4. Level take profit dihitung sebagai berikut:
Level tertinggi setelah titik "A" – level terendah di titik "A" = jumlah pip yang perlu Anda tambahkan ke level entry Anda.
Kita akan menggunakan grafik EUR/USD dengan timeframe M30 sebagai contoh.
Pada 11 Maret, pasangan ini mulai bergerak naik. Kita menunggu titik "B" untuk menggambar garis tren menurun (ascending trendline). Setelah itu, kita menunggu 'sentuhan ketiga' di titik "C" dan membuka posisi pada harga penutupan dari candlestick bullish di 1.1292. Kita pasang level stop loss di 1.1265 (lebih rendah dari support sebelumnya). Take profit kita sama dengan ukuran antara titik "A" (1.1221) dan titik tertinggi setelah titik "A" (1.1272). Jadi, kita letakkan di 1.1343 (titik entry + (1.1272-1.1221)).
Untuk posisi jual, Anda harus mengikuti langkah-langkah berikut,
1. Saat pergerakan turun terjadi, Anda menggambar garis tren di antara dua titik tertinggi.
2. Setelah sentuhan kedua dari garis tren, kita perlu menunggu koreksi naik. Selanjutnya, kita menunggu harga menyentuh garis tren untuk yang ketiga kalinya. Posisi jual dapat dibuka pada harga penutupan dari candlestick bearish yang terbentuk setelah sentuhan ketiga.
3. Kita memasang stop loss di atas level resistance sebelumnya.
4. Level take profit dihitung sebagai berikut:
Level tertinggi di titik "A" – level terendah setelah titik "A" = jumlah pip yang perlu Anda kurangi dari level entry Anda.
Pada 14 Februari, pasangan EUR/USD memantul dari level 1.2434 dan terkoreksi turun. Pasca-koreksi jangka pendek, harga melompat naik tapi gagal bergerak lebih tinggi dari titik "B". Situasi ini membantu kita dalam memperkirakan kemungkinan pembentukan tren turun. Kita menunggu titik "C" untuk meyakinkan gagasan kita dan membuka posisi jual setelah candlestick bearish terbentuk. Titik entry dipasang pada harga penutupan candlestick di 1.2405. Stop loss kita pasang di atas resistance sebelumnya di 1.2421. Take profit dihitung sebagai titik entry dikurangi jarak antara titik "A" dan titik terendah setelah titik "A": 1.2408 - (1.2434-1.2387) = 1.2358.
Kesimpulan
Dalam artikel ini, kami menjelaskan sebuah strategi yang mudah digunakan untuk trader trend. Keunggulannya adalah hanya membutuhkan garis tren dan level support dan resistance. Namun, Anda harus berhati-hati saat memperdagangkan pasangan mata uang dan pastikan bahwa tidak ada peristiwa fundamental yang dapat memengaruhi pergerakan tren.
Baca lebih lanjut
- Strategi position trading
- Strategi Pergerakan Harga: Metode Jarroo
- Strategi trading shooting star
- Strategi Untuk Trading Flat: Karet Gelang atau Rubber Band
- Strategi trading selama sesi Asia
- Strategi trading ajaib dengan Ichimoku
- Strategi "Third Candle"
- Strategi trading "Turtle Soup"
- Strategi trading stochastic ganda