-
Apakah inflasi baik atau buruk?
Secara teori, tingkat inflasi yang rendah dapat mengindikasikan pertumbuhan ekonomi yang sehat. Sebaliknya, inflasi yang tinggi dapat merugikan suatu negara. Namun, kelompok masyarakat tertentu mendapat manfaat dari situasi tersebut.
-
Apa dampak inflasi?
Dampak inflasi bervariasi. Di satu sisi, ia menstimulasi produsen dalam negeri dan memberikan pengalaman manajemen krisis yang luar biasa. Di sisi lain, inflasi menyebabkan penurunan pendapatan riil, masalah pembayaran pinjaman, lemahnya daya saing, dan sebagainya.
-
Mengapa inflasi begitu tinggi saat ini?
Ada beberapa alasan meningkatnya inflasi global di seluruh dunia. Beberapa di antaranya adalah:
- Naiknya harga energi dan bahan bakar. Harga minyak jatuh di awal pandemi, tetapi permintaan telah pulih sejak saat itu dan mencapai level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.
- Kelangkaan barang. Produsen di tempat-tempat seperti Asia kesulitan memenuhi permintaan sejak adanya pembatasan COVID-19. Hal ini menyebabkan terjadinya kelangkaan bahan-bahan seperti plastik, semen, dan baja, yang mendorong harga naik.
- Biaya pengiriman. Perusahaan pengiriman global kewalahan dengan lonjakan permintaan setelah pandemi. Ini berarti bahwa peritel harus membayar lebih mahal untuk memasarkan produk-produk ini.
- Kenaikan gaji. Ketika tingkat pengangguran rendah, perusahaan harus menaikkan upah atau menawarkan bonus untuk menarik dan mempertahankan staf.
- Pengaruh iklim. Kondisi iklim yang parah di berbagai belahan dunia telah berkontribusi terhadap inflasi.
- Hambatan perdagangan. Impor yang lebih mahal juga menyebabkan harga naik.
Inflation
Inflasi
Apa itu inflasi?
Definisi inflasi artinya kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus. Biasanya, tingkat inflasi dilaporkan secara tahunan atau, seperti yang sering dikatakan, tahun-ke-tahun.
Selain itu, inflasi menunjukkan tingkat devaluasi moneter dan memengaruhi volatilitas harga. Misalnya, jika inflasi harga tahunan adalah 6,7%, berarti barang yang sama yang tahun lalu harganya $100 sekarang naik menjadi $106,7. Akibatnya, $100 mengalami devaluasi atau kehilangan daya beli sebesar 6,7%.
Sebaliknya, ada istilah deflasi, yang terjadi ketika harga turun dan daya beli naik. Kombinasi inflasi tinggi, pertumbuhan ekonomi yang lambat, dan kenaikan angka pengangguran dikenal sebagai stagflasi. Kenaikan harga yang cepat, berlebihan, dan tidak terkendali disebut hiperinflasi.
Tingkat inflasi yang paling nyaman terjadi ketika pertumbuhan ekonomi berlanjut dengan tingkat pengangguran yang rendah.
Harga tahunan gula rafinasi (sen per pon) menggunakan data dari USDA
Apa penyebab inflasi?
Untuk lebih memahami arti inflasi dalam ekonomi, kita harus mengetahui penyebabnya. Berbagai faktor memengaruhi harga dan menjadi penyebab inflasi dalam perekonomian.
Inflasi dorongan permintaan
Inflasi dorongan permintaan muncul dari tingginya permintaan konsumen terhadap barang dan jasa. Hal ini termanifestasi dalam lapangan kerja yang hampir penuh, ekonomi yang tumbuh lebih cepat dari tren jangka panjang, dan jumlah uang yang terlalu banyak untuk membeli komoditas yang terlalu sedikit.
Bagaimana cara terjadinya?
Ada banyak teori inflasi. Dalam prinsip ekonomi Keynesian, misalnya, inflasi dorongan permintaan menggambarkan dampak ketidakseimbangan penawaran dan permintaan secara keseluruhan. Ketika total permintaan dalam perekonomian jauh melebihi total penawaran, harga akan naik. Ini adalah alasan yang paling sering menyebabkan inflasi.
Beberapa prasyarat dapat menyebabkan inflasi dorongan permintaan:
- Ekonomi yang tumbuh. Ketika konsumen merasa percaya diri secara finansial, mereka mulai membelanjakan dan meminjam lebih banyak uang. Pada akhirnya, ini mengarah pada peningkatan permintaan yang kuat, menghasilkan harga yang lebih tinggi.
- Peningkatan permintaan ekspor. Lonjakan ekspor menyebabkan turunnya nilai mata uang lokal.
- Belanja pemerintah. Ketika pemerintah lebih bebas membelanjakan uang, harga juga naik.
- Ekspektasi inflasi. Beberapa perusahaan cenderung menaikkan harga mereka karena memperkirakan inflasi akan segera terjadi.
- Peningkatan aliran uang. Meningkatnya jumlah uang yang beredar sementara barang yang tersedia untuk dibeli terlalu sedikit juga menyebabkan kenaikan harga.
Inflasi dorongan biaya
Dikenal juga sebagai inflasi dorongan upah, inflasi dorongan biaya terjadi ketika harga naik akibat kenaikan biaya upah dan bahan baku.
Bagaimana cara terjadinya?
Berikut adalah beberapa alasan terjadinya inflasi jenis ini.
- Biaya tenaga kerja yang lebih tinggi. Kenaikan upah minimum pekerja.
- Bencana alam. Penyebab inflasi dorongan biaya tak terduga sering kali berupa bencana alam.
- Kenaikan biaya produksi yang didorong oleh otoritas publik. Situasi seperti pergantian pemerintah yang tiba-tiba memengaruhi kemampuan negara untuk mempertahankan produksi sebelumnya. Namun, hal itu paling sering terjadi di negara berkembang.
- Perubahan undang-undang yang berlaku. Meskipun biasanya sudah diantisipasi, beberapa peraturan dapat mengakibatkan meningkatnya biaya bisnis.
Inflasi bawaan
Inflasi bawaan terjadi ketika orang dalam jumlah yang cukup mengharapkan harga terus naik. Orang dapat menuntut kenaikan gaji untuk mengantisipasi kenaikan harga seraya mempertahankan kualitas hidup lama. Akhirnya, gaji yang lebih tinggi menyebabkan kenaikan biaya bisnis yang dapat diteruskan ke konsumen.
Jenis indeks harga
Ahli ekonomi mengukur inflasi dengan apa yang dikenal sebagai indeks harga, yang melacak harga serangkaian barang dan jasa tertentu. Indeks yang paling populer adalah Indeks Harga Konsumen (CPI) dan Indeks Harga Grosir (WPI).
Indeks Harga Konsumen
Setiap negara bagian menetapkan serangkaian barang dan jasa yang diperlukan untuk memastikan standar hidup minimum – keranjang konsumen. Indeks yang menunjukkan perubahan harga keranjang ini disebut Indeks Harga Konsumen (CPI).
CPI adalah salah satu indikator inflasi utama. Ia mencerminkan harga rata-rata jasa dan barang yang ada dalam keranjang konsumen. CPI berfungsi sebagai titik rujukan dalam penghitungan ulang upah, tunjangan sosial, dan pembayaran lainnya.
Indeks Harga Grosir
Indeks Harga Grosir (WPI) menunjukkan perubahan rata-rata harga komoditas di tingkat grosir. Indeks ini mengukur inflasi dengan menentukan harga yang dibayar pedagang grosir ke produsen dan membandingkannya dengan harga tahun dasar. WPI digunakan untuk melacak tren harga yang memperlihatkan penawaran dan permintaan saat ini dalam industri.
Indeks Harga Produsen
Di bidang manufaktur, Indeks Harga Produsen (PPI) mengukur tingkat perubahan harga produk yang dijual saat keluar dari produsen. Ini tidak termasuk pajak, biaya transportasi, dan margin perdagangan yang mungkin harus dibayar pembeli. PPI memberikan ukuran rata-rata perubahan harga yang diterima produsen berbagai produk.
Bagaimana cara menghadapi inflasi?
Sebagai warga negara biasa, Anda mungkin bertanya-tanya: Apa yang dapat saya lakukan selain beralih ke barang substitusi yang biayanya lebih murah atau meminta kenaikan gaji? Untungnya, selalu ada cara mempersiapkan diri lebih baik menghadapi inflasi.
- Buat persediaan barang kebutuhan jangka panjang. Membeli barang yang tidak mudah rusak dan tahan lama mungkin merupakan awal yang baik.
- Lakukan peminjaman yang bertanggung jawab. Anda dapat mempertimbangkan untuk membiayai ulang rumah Anda ketika suku bunga sudah turun.
- Beli saham yang akan mendapat keuntungan dari kenaikan harga. Analisis sektor-sektor yang biasanya berkinerja baik selama krisis dan pertimbangkan untuk membeli sahamnya.
- Cari obligasi pemerintah yang dilindungi dari inflasi. Penawaran seperti ini merupakan alat yang sangat baik untuk melindungi modal Anda. Sekuritas yang dilindungi bendahara negara meningkatkan pembayarannya berdasarkan tingkat inflasi. Hasilnya, daya beli Anda akan meningkat seiring kenaikan inflasi.
- Berinvestasi di real estat. Ketika terjadi inflasi, harga real estat biasanya ikut naik.
Kelebihan dan kekurangan inflasi
Meskipun banyak orang yang melihat inflasi sebagai sebuah fenomena negatif, yang mengakibatkan masyarakat semakin miskin, ahli ekonomi mengemukakan beberapa dampak positif inflasi.
Keuntungan
- Inflasi menjalankan fungsi stimulatif. Ketika uang mengalami devaluasi, barang impor menjadi lebih mahal dari produk serupa yang diproduksi di dalam negeri. Inflasi menstimulasi permintaan terhadap produk dalam negeri dan mendukung produsen lokal.
- Proses inflasi secara ringkas menstimulasi peningkatan konsumsi barang-barang mahal. Orang semakin tidak tertarik menyimpan uang yang nilainya semakin murah dan memutuskan untuk membeli barang yang dapat mendatangkan keuntungan yang lebih banyak.
- Perusahaan yang memiliki stok produk yang signifikan berkesempatan untuk membongkar gudang mereka dengan meningkatnya ekspor. Nilai barang yang diproduksi dalam mata uang negara lain yang lebih kuat akan berkurang. Dengan demikian, produk mendapatkan keunggulan kompetitif – harga yang lebih rendah.
- Inflasi membantu perkembangan. Selama masa krisis, pemain pasar yang lemah tidak dapat menahan tekanan dan menyerah. Perusahaan yang kuat semakin kuat. Mereka mendapat pengalaman dalam manajemen krisis dan semakin paham cara melindungi diri dari permasalahan serupa pada masa mendatang.
Meskipun terdapat sejumlah aspek positif, tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan berbagai kerugian serius.
Kerugian
- Meningkatnya beban keuangan pada anggaran negara dan entitas bisnis. Mereka harus memastikan masuknya barang-barang yang termasuk kategori impor kritis.
- Menurunnya penghasilan riil masyarakat, yang mengakibatkan meningkatnya ketidakpercayaan terhadap pemerintah saat ini.
- Kesulitan dalam melayani pinjaman yang diambil dalam mata uang asing.
- Berkembangnya ketidakpercayaan terhadap mata uang nasional, yang menimbulkan permintaan terhadap mata uang asing. Muncul bahaya ketidakseimbangan antara masuknya uang dengan biaya yang ditimbulkannya. Hal ini dapat menyebabkan defisit moneter, munculnya nilai tukar fiktif, dan bahkan mendorong gelombang inflasi baru.
- Krisis mendorong perusahaan untuk mengurangi biaya, biasanya dengan mengurangi staf dan mendistribusi ulang tanggung jawab. Akibatnya, terjadi peningkatan pengangguran dan munculnya potensi keresahan sosial.
- Inflasi berkontribusi pada arus keluar modal dari sektor produksi. Uang mulai terkonsentrasi di bidang intermediasi dan konsumsi, yang memunculkan peluang peningkatan penghasilan berkali-kali lipat.
- Daya saing di pasar luar negeri menurun jika perusahaan tidak mampu melakukan modernisasi fasilitas produksi tepat pada waktunya.
Ketika menganalisis dampak inflasi, mayoritas ahli ekonomi mengatakan bahwa tingkat inflasi sebesar 5-6% setahun adalah “sweet spot.” Maksudnya, sektor riil berkembang, produk bruto juga tumbuh.
Bagaimana cara mengendalikan inflasi?
Untuk memerangi inflasi tinggi, perlu diambil tindakan dua arah:
- Lakukan tindakan mendesak untuk mengurangi tingkat inflasi.
- Ambil langkah strategis untuk memperkuat perekonomian negara.
Tindakan mendesak
- Batasi aliran uang baru. Jalur utama masuknya uang ke dalam perekonomian adalah melalui pinjaman. Untuk menghambatnya, pinjaman harus dibuat tidak menguntungkan dengan menaikkan suku bunga utama dan suku bunga tahunan pinjaman.
- Kontrol sistem perbankan. Karena bank mengelola uang, harus dilakukan pengendalian terhadap arus finansial di negara tersebut. Bank harus memberikan pinjaman kepada sektor perekonomian strategis yang penting dan tidak mengizinkan pinjaman yang tidak dapat dibayar.
- Kendalikan barang-barang yang penting secara sosial. Pada masa inflasi tinggi, negara harus mengendalikan harga bahan pokok, seperti roti, tepung, dsb. Penting pula untuk mendukung produsen pertanian.
- Kontrol eksportir. Barang yang mereka jual harus cukup tersedia untuk kebutuhan dalam negeri. Barang-barang tersebut juga harus dijual dengan harga wajar.
Sayangnya, tindakan mendesak tidak akan membawa negara keluar dari krisis. Ia hanya dapat memperlambat devaluasi. Untuk menyelesaikan masalah secara menyeluruh, diperlukan tindakan strategis.
Tindakan strategis
- Mencapai target inflasi yang sudah ditetapkan. Hal pertama yang wajib dilakukan negara adalah mengembalikan pedoman keuangan ke bisnis dan masyarakat. Sangat penting untuk memberikan informasi yang akurat tentang tingkat inflasi riil dan yang direncanakan untuk tahun berjalan. Jika dilakukan dengan benar, hal ini akan mempercepat proses pemulihan ekonomi dan penguatan kepercayaan masyarakat kepada pihak berwenang.
- Perubahan kebijakan anggaran. Kejatuhan perekonomian menyebabkan tidak cukupnya uang dalam anggaran negara. Masalah pasokan uang tanpa jaminan tidak akan pernah menyelesaikan masalah ini. Proses devaluasi baru akan dimulai, dan inflasi akan terus meningkat.
- Penciptaan kondisi yang nyaman untuk perkembangan bisnis. Pengusaha adalah motor penggerak yang kuat yang mampu menghidupkan kembali perekonomian negara.
- Kejar substitusi impor. Mengurangi ketergantungan negara terhadap impor membuat perekonomian lebih tahan terhadap guncangan eksternal.
Contoh inflasi
Ada banyak contoh dalam sejarah ketika devaluasi mencapai 100% atau lebih. Berikut adalah 3 kasus yang paling menonjol.
Hungaria
Kerangka waktu: Agustus 1945 - Juli 1946
Tingkat inflasi: 207% per hari
Kurangnya produksi menyebabkan harga barang setelah perang Hungaria mulai naik. Tidak ada sistem perpajakan sehingga tidak ada uang untuk mengisi anggaran negara. Pemerintah memutuskan untuk mencetak lebih banyak uang kertas dan menurunkan suku bunga secara serentak. Akibatnya, Hungaria dibanjiri uang tanpa jaminan.
Mata uang pengő Hungaria memegang rekor inflasi dalam perekonomian dunia: setiap 15 jam, harga-harga di pasar negara itu naik dua kali lipat. Inflasi maksimum per bulan adalah 40.000.000.000.000.000%.
Kemudian, pada tahun 1946, pihak berwenang melakukan reformasi moneter. Forint Hungaria yang diedarkan setara dengan 400.000 kuadriliun pengő. Masyarakat Hungaria masih menggunakan mata uang baru tersebut.
1 miliar uang kertas pengő
Zimbabwe
Kerangka waktu: Maret 2007 – 2008
Tingkat inflasi: 98% per hari
Uang tanpa jaminan juga menjadi alasan jatuhnya perekonomian Zimbabwe. Hal ini terjadi setelah berlangsungnya reformasi agraria khusus. Reformasi itu dimaksudkan untuk merampas lahan dan ternak petani Inggris dan memberikannya kepada penduduk lokal yang tidak memiliki tanah.
Pemilik tanah yang baru tidak tahu sama sekali cara bercocok tanam sehingga produksi barang ekspor utama tersebut anjlok tajam. Industri manufaktur ambruk – kelaparan dan pengangguran mulai meningkat. Para pejabat pemerintah merusak perekonomian mereka sendiri.
Satu-satunya “penyelamat” adalah denominasi. Di Zimbabwe, hal itu dilakukan tiga kali selama rentang waktu 4 tahun.
Uang kertas 100 triliun Zimbabwe
Yugoslavia
Kerangka waktu: April 1992 - Januari 1994
Tingkat inflasi: 65% per hari
Banyak faktor yang menyebabkan hiperinflasi di Yugoslavia. Pemimpin negara itu Tito wafat, Slovenia memisahkan diri, birokrasi membengkak, dan PBB menjatuhkan embargo perdagangan. Perekonomian yang goyah akhirnya ambruk sehingga pemerintah menyalakan mesin cetak uang.
Hiperinflasi mencapai puncaknya pada tahun 1994 – 116.546.000.000% per tahun. Selama periode ini, dinar kehilangan fungsinya sebagai uang: di toko-toko, harga makanan sudah ditulis dalam mark Jerman.
Kemudian, pemerintah menjalankan Rencana Avramovich. Rencana ini terdiri dari serangkaian tindakan keuangan yang tidak populer untuk menyelamatkan sisa-sisa Yugoslavia. Konsekuensinya, negara itu beralih ke perekonomian pasar. Namun demikian, situasi baru membaik setelah perang berakhir, dan sanksi dicabut pada tahun 1995.
5 ribu dinar Yugoslavia, 1985
Kesimpulan
Inflasi adalah naiknya harga-harga yang menyebabkan daya beli menurun dari waktu ke waktu. Pemerintah terus mencari cara untuk mengendalikannya melalui kebijakan moneter karena inflasi – adalah salah satu indikator paling signifikan dari kekuatan ekonomi sebuah negara.
Diperbarui • 2023-05-11