Bank Sentral dalam Tekanan

Baca artikel di situs FBS

Para pelaku pasar mulai berhati hati dalam pengambilan keputusan investasi jangka panjang di pasar global. Washington telah banyak membuat kegaduhan di bidang politik, ekonomi dan keuangan di dunia, dengan mengobarkan perang dagang Beijing, keluar dari kesepakatan nuklir Iran dan berusaha untuk menghapuskan NAFTA.

Selain itu Amerika telah memilih untuk keluar dari badan PBB UNESCO serta Dewan Hak Asasi Manusia PBB. Banyaknya kebijakan politik yang diambil oleh administrasi Trump, guna menata ulang  system politik dan ekonomi Amerika yang terbuka menjadi system yang tertutup atau proteksionis. Setiap kebijakan yang diambil oleh gedung putih akhir akhir ini, selalu menimbulkan kontroversi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sampai sampai menteri keuangan Steven Mnuchin kehabisan akal untuk membela Presiden nya yang kelewat berani menantang semua negara didunia guna butikan slogan “ Make America Great Again”.

Keadaan ini ternyata tidak hanya membuat para investor bingung, tetapi pimpinan bank sentral pun sulit menetapkan kebijakan moneter nya karena ada 2 sektor pertumbuhan ekonomi yang perlu diperhatikan , yaitu : Pertumbuhan ekonomi dmestik dan pertumbuhan ekonomi global. Didalam panel diskusi para gubenur bank sentral di Portugal kemarin, terlihat hanya The Fed yang sangat optimis dengan pertumbuhan ekonomi Amerika, dengan melihat sector tenaga kerja yang solid dan kenaikan inflasi diprediksi akan terus meningkat. Dengan meningkatnya laju tingkat inflasi maka dapat diprediksi bahwa The Fed akan menaikan suku bunga sampai 4 x dalam tahun ini. Didalam panel tersebut Jerome Powell membahas pula bahwa 2 resesi besar di Amerika yang terjadi bukan disebabkan oleh inflasi tetapi lebih dikarenakan masalah stabilitas keuangan.

Pimpinan bank sentral lainnya antara lain Mario Draghi – ECB , Kuroda – BoJ dan Lowe – RBA di satu sisi harus mengikuti trend kebijakan moneter yang berlangsung dan dilain sisi harus memperhatikan pertumbuhan ekonomi domestic. Sehingga dalam perang dagang ini mereka dihadapkan kepada pilihan untuk mendukung pertumbuhan atau menurunkan inflasi, suatu pilihan yang sulit sehingga wajar jika pasar cenderung bergerak lamban.

EROPA

27 negara uni eropa mempunyai pertumbuhan ekonomi yang moderat, kecuali Yunani, tetapi dengan kenaikan tariff oleh Trump maka pertumbuhan ekonomi kawasan tersebut akan kembali terkoreksi. Pasar masih menunggu reaksi uni eropa terhadap Amerika, setelah Trump  menaikan tariff termasuk kepada sekutunya.

Target awal penurunan EURUSD masih pada level 1.1500 an dengan resiko diatas 1.1640 – 1.1650 an

eurusd 21 juni.png

Reza Aswin

Bagikan informasi ini ke teman Anda

Menyerupai

Berita terbaru

Buka secara instan

FBS menyimpan catatan data Anda untuk menjalankan website ini. Dengan menekan tombol "Setuju", Anda menyetujui kebijakan Privasi kami.