China Mulai Beraksi Terhadap Perang Dagang
Seperti yang telah diperkirakan sebelumnya, dan kami menulisnya di dalam artikel Analisa Fundamental FBS tanggal 5 april 2018. Strategi Tit – For – Tat sudah mulai diterapkan oleh China, dimana saat Washington mengingkari kesepakatan, maka China akan membalasnya. Ini tentunya hanya suatu strategi dimana jangan pernah melakukan pengkhianatan jika rekan bisnis anda tidak melakukannya, dan jika sampai ada yang berkhianat maka kita akan membalas keras dan setelah itu maafkan. Itu adalah strategi Tit for Tat yang biasa dilakukan agar rekan bisnis atau rekan kerja kita dapat mempunyai persahabatan yang panjang.
Setelah Administrasi Trump berencana menaikan tariff tambahan atas product China yang masuk ke Amerika, maka China langsung melakukan pembalasan, berupa kenaikan tariff untuk batu bara dari Amerika. Cerita berawal dari kesepakatan kedua negara dimana delegasi China dan Amerika bertemu di Washington – Bejing selama 3 kali. Keduanya sama sama sepakat untuk memperkecil selisih neraca perdagangan kedua negara, untuk itu China berinisiatif membeli lebih banyak product dari Amerika termasuk batu bara. Secara logika maka harga batu bara produksi Amerika akan jauh lebih mahal dibandingkan harga batu bara dari Australia atau Indonesia, selain itu mempunyai jangka waktu yang lama, karena jarak tempuh yang jauh. Untuk menunjukan niat baik bahwa China akan menghindari terjadinya perang dagang, maka pembelian batu bara dari Amerika di lakukan oleh China
Tetapi karena Trump berencana menambah kenaikan tariff yang baru, maka pemerintah China langsung menaikan tariff produk dari Amerika, termasuk batu bara yang sedang dalam perjalanan menuju negara tirai bambu tersebut. Sebanyak 390.000 ton batu bara dikirim dari Amerika lewat 3 kapal , harus menanggung kenaikan tariff yang ditetapkan sepihak oleh pemerintah China dan tentunya ini sangat memberatkan para pemilik cargo.
AUSTRALIA
Perlu diketahui, apabila perang dagang terjadi maka tidak ada negara yang diuntungkan karena saat ini semua negara sudah terkoneksi satu dengan lainnya. Apabila ada satu negara besar terkena resesi maka negara lain akan terkena imbasnya, termasuk Australia tentunya. Karena Aussie sangat bergantung kegiatan bisnis di China maka kedepannya AUDUSD dapat melemah. Disamping itu Macquarie Bank mengatakan bahwa RBA dapat menaikan suku bunga di tahun 2020, dan ini merupakan pandangan yang dovish bagi Aussie.
Target awal penurunan AUDUSD ada di level 0,7330 an dan maksimal penurunan 0.7230 an. Resiko koreksi maksimal ada dilevel 0.7560 an.