Tekanan Perang Dagang Masih Kuat
Kami membaca pengalaman Jamie Oliver ternyata memberikan pencerahan bagi para investor yang sedang melakukan bisnis, termasuk bisnis forex on line. Jamie Oliver, adalah orang inggris yang merupakan koki seleb , penulis buku dan pemilik restoran Jamie Oliver. Ternyata ketenarannya tidak dapat menolong usaha bisnisnya yang merugi 40% ditahun 2015 dan pada tahun 2017 harus top up sebesar $16,5 juta, agar tidak terjadi kebangkrutan. Jika dilihat dari kerugian restoran Jamie oliver, hampir sama dengan kerugian yang dilakukan oleh para investor atau trader yang bergerak di bisnis forex on line, antara lain :
- Tidak menganalisa market dengan baik dan menyesuaikan dengan pola pelaku pasar yang terjadi saat ini.
- Terlalu banyak membuka outlet / dalam trading sering terjadi banyaknya open position dengan berbagai macam pair, sehingga kesalahan pemilihan tempat yang strategis dalam bisnis riil, tentunya sama dengan kesalahan memilih pair dalam banyak nya open position dalam bertransaksi.
- Dan yang sangat menarik adalah keputusan Jamie Oliver untuk cut loss 12 cabang restorannya dan mem-PHK 600 karyawan, serta melakukan top up kembali guna mempertahankan bisnis yang dia yakini akan tetap bertumbuh dimasa yang akan datang.
Dari cerita diatas maka kita bisa melihat bahwa pekerjaan menganalisa prilaku pasar, membuka banyak pair, terlebih jika over trade, serta melakukan cut loss serta top up, merupakan suatu hal biaya dalam suatu bisnis dan bukan suatu hal yang perlu ditakutkan oleh pebisnis. Kesemua itu tentunya akan dialami pada bisnis riil maupun bisnis trading forex on line. Jika kita lihat dari kisah Jamie oliver, maka point pertama adalah kelalaian dia dalam menganalisa perubahan pasar saat ini, dan tentunya analisa fundamental akan sangat membantu para investor guna memprediksikan arah market kedepannya.
Amerika ternyata tidak menurunkan tekanan perang dagangnya terhadap China, Eropa, Jepang bahkan Kanada. Perang dagang Amerika – China akan kembali berkobar diminggu depan disaat Amerika akan menetapkan kenaikan tariff terhadap China senilai $200 milliar. Selain itu delegasi Kanada gagal mencapai kesepakatan dengan delegasi Amerika, minggu lalu sehingga perjanjian baru NAFTA terancam gagal. Sedangkan dengan delegasi Eropa, menemui kebuntuan komunikasi kesepakatan dagang dimana Eropa menawarkan tariff NOL persen bagi automotif Amerika yang masuk ke Eropa, jika Amerika melakukan hal yang sama. Tetapi Amerika menolak usulan tersebut dan masih berkeras dengan tariff 2,5 – 25% bagi mobil Eropa yang masuk ke Amerika. Disisi lain Jepang dan China mulai membuka komunikasi dan perdagangannya sehingga barang-barang yang sulit untuk masuk ke Amerika, akan diperdagangkan diantara 2 negara besar tersebut. Dengan perjanjian kerjasama perdagangan ini maka diharapkan perekonomian kedua negara maju tersebut dapat memperkecil dampak perang dagang Amerika – China terus berkobar.
Disisi lain pasar nagera berkembang akan mengalami tekanan yang kuat dalam minggu ini karena pelemahan mata uang major currency diprediksi akan terjadi dan penguatan US Dollar akan berlanjut, walaupun pada hari senin terdapat hari libur di Kanada dan Amerika, maka disinyalir fluktuasi harga tidak akan terlalu kuat karena volume berkurang.
AUSTRALIA
Perang dagang akan menurunkan pasar ekuitas diseluruh dunia dan tentunya prediksi bahwa RBA tidak akan menaikan suku bunga dalam jangka waktu yang lama akan menengelamkan mata uang Australia terhadap US Dollar.
Penurunan AUDUSD diprediksi mengarah ke level 0,7120 – 0,7080 an dengan target maksimal koreksi ke level 0,7230 an.
KANADA
Mata uang ini diprediksi akan melemah karena tidak adanya kesepakatan antara delegasi Amerika dan Kanada dalam penyusunan perjanjian baru NAFTA.
Kenaikan USDCAD diprediksi mengarah ke level 1.3110 an dengan koreksi yang dapat mencapai level 1.3010 – 1.2990 an.
EMAS
Komoditas metal ini emang akan menjadi pilihn kedepannya disaat krisis ekonomi global terjadi. Penurunan harga emas loco London ini hanya akan terjadi jika terjadi penurunan inflasi secara global di dunia.
Target kenaikan harga emas adalah $1220 – 1230 an/ toz dengan koreksi ke harga $1190 an/ toz