Pasar saham Asia sebagian besar bergerak turun tajam pada perdagangan Jumat (15/03/2024), karena angka inflasi AS .. Data lainnya juga menunjukkan bahwa ekonomi AS masih cukup baik
Kebijakan Moneter The Fed dan Harga Emas
Diperbarui • 2019-11-11
The Fed akhirnya memotong suku bunga acuan untuk ke tiga kali nya dalam tahun 2019. Kebijakan moneter The Fed yang dirilis tadi pagi, memotong suku bunganya 25 bps dari 2% menjadi 1,75%.
The Fed melakukan “ Pause” terhadap penurunan suku bunga lebih lanjut, tetapi tidak akan menaikan suku bunga, jika laju tingkat inflasi tidak naik secara signifikan. Keadaan ini dapat diartikan bahwa Jerome Powell dan anggota The Fed kembali akan melihat perkembangan data ekonomi Amerika Serikat kedepannya dan juga perkembangan geopolitik kesepakatan Brexit serta perlambatan ekonomi di negara negara Eropa.
Menahan penurunan suku bunga lebih lanjut dan tidak akan menaikan suku bunga dalam waktu dekat merupakan suatu kebijakan moneter yang mempunyai dampak pada pelemahan indeks mata uang US Dollar terhadap mata uang lain didunia, dan mendorong pelaku pasar kembali masuk ke pasar ekuitas.
Peluang The Fed untuk menurunkan suku bunga terlihat masih ada jika perekonomian Amerika Serikat kembali memburuk, sedangkan kenaikan kenaikan suku bunga dimasa yang akan datang masih akan terlihat masih lama, dalam kondisi laju tingkat inflasi Amerika Serikat masih rendah.
Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang masih melambat pada kuartal ke 3, dimana GDP dibukukan 1,9% dari 2% dikuartal dua, merupakan gambaran angka inflasi masih akan tertekan dibawah 2%. Jerome Powell melihat bahwa sector tenaga kerja Amerika Serikat masih solid dengan pertumbuhan ekonomi, yang moderat, sehingga kebijakan moneter yang diambilnya masih berada dalam jalur yang tepat.
Dari sisi geopolitik, terdapat pembatalan KTT negara negara Asia Pasifik di Chile, karena adanya gelombang demonstrasi di negara tersebut. Keadaan ini tentunya membuat tertundanya penandatanganan kesepakatan dagang tahap pertama antara Presiden Trump dan Presiden Xi, yang direncanakan akan dilakukan dalam KTT Chile pada pertengahan bulan depan.
Ketidakpastian lainnya masih datang dari kesepakatan Brexit antara Pemerintah Inggris dengan Uni Eropa yang masih harus menunggu pemilihan umum parlemen Inggris pada tanggal 12 Desember 2019.
Ketidakpastian kembali melanda perekonomian dunia, yang semakin hari semakin terlihat jelas dan menimbulkan resesi ekonomi di berbagai negara termasuk Hongkong dan Lebanon bahkan Chile. Kesemua negara tersebut terhempas karena aksi adanya aksi demonstrasi mulai dari masalah politik sampai ke masalah ekonomi, tetapi kesemua negara tersebut berakhir dalam krisis ekonomi.
Fenomena diatas tentunya akan membuat harga emas dunia kembali dalam kecenderungan naik dengan range harian pada hari ini diprediksi dalam kisaran level harga $1493 - $1520/ troyounce.
Trading Plan :
Buy Limit 1488 - 1493 dengan target 1520
Gold Timeframe daily
Menyerupai
Pasar saham Asia sebagian besar jatuh pada perdagangan Senin (11/03/2024), mengikuti pergerakan lemah dari Wall Street. Sterling naik minggu lalu terhadap melemahnya euro dan dolar setelah..
Pasar saham Asia menguat ke level puncak 7 minggu pada perdagangan Jumat (08/03/2024), Ketua Fed Jerome Powell mengatakan kepada komite Senat AS bahwa bank sentral AS “tidak jauh” dari keyakinan bahwa inflasi akan
Berita terbaru
Yen Jepang gagal memikat para investor pada perdagangan Selasa (02/04/2024) meski ada peluang atas kemungkinan intervensi dan..Sentimen penghindaran risiko masih berpotensi memberikan kekuatan pada safe-haven
XAUUSD naik ke rekor tertinggi baru pada perdagangan Senin (01/04/2024), di tengah meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga..melanjutkan kenaikan kuat minggu lalu hingga membentuk level puncak baru sepanjang masa
Pasar saham Asia sebagian masih libur dan sebagian lagi menguat pada perdagangan Senin (01/04/2024), karena optimisme data pabrikan Tiongkok mendukung..potensi intervensi otoritas Jepang terhadap yen Jepang diperkirakan berada di zona 152 – 155 yen.