Akankah 2022 menjadi tahun untuk emas atau dolar AS?

Akankah 2022 menjadi tahun untuk emas atau dolar AS?

Diperbarui • 2023-05-29

Dua faktor akan menentukan siapa yang akan unggul pada tahun 2022: emas atau dolar AS.

Faktor pertama adalah jadwal Fed untuk mengakhiri program pembelian obligasi bulanan dan kemungkinan untuk menaikkan suku bunga sebanyak dua kali pada tahun 2022. Faktor kedua adalah peningkatan inflasi yang mulai tidak dapat dikendalikan oleh Fed.

Prospek Emas: Apa yang akan mendorong emas pada tahun 2022?

Tahun depan, emas memiliki pendorong kuat yang memungkinkannya untuk kembali dalam lintasan bullish setelah berkonsolidasi sejak mencapai level tertinggi pada Agustus 2020.

1. Inflasi

Penguatan dolar di tengah kemungkinan kenaikan suku bunga telah menghambat kenaikan pada emas tahun ini. Sekarang, kita harus menerima fakta bahwa inflasi tidak akan turun secepat yang diharapkan pasar. Bahkan jika inflasi bersifat sementara, inflasi akan bertahan lebih lama dari perkiraan hingga keadaan kembali normal serta masalah kurangnya tenaga kerja dan rantai pasokan berakhir.

Pendorong utama emas tahun depan adalah situasi suku bunga negatif, perkiraan inflasi yang tinggi, dan dolar yang lebih lemah di paruh pertama tahun 2022.

 2. Suku bunga rendah

Emas akan diuntungkan dengan adanya suku bunga negatif, yang tidak akan hilang bahkan ketika Federal Reserve mengakhiri program pembelian obligasi dan menaikkan suku bunga dua kali tahun depan.

Suku bunga rendah akan tetap menjadi pendukung alami untuk emas pada paruh pertama tahun 2022. Pada tahun mendatang, kenaikan yang diharapkan oleh Fed tidak akan cukup untuk mengubah suku bunga menjadi positif. Jika suku bunga dinaikkan dua kali seperti yang diharapkan, itu akan tetap rendah di 0,25% - 0,5%.

Jika membandingkan siklus bisnis saat ini dengan siklus sebelumnya, angka inflasi jauh lebih tinggi dan tampaknya akan bertahan lama. Ini akan menjaga suku bunga di wilayah negatif pada tahun 2022. Kemungkinan inflasi yang terus meningkatkan akan mendorong investasi lindung nilai di emas dalam jangka pendek.

3. Titik rendah yang lebih tinggi

Dari segi pergerakan harga, tren umum untuk emas tampak bullish selama tahun 2022, karena investor melihat titik rendah yang lebih tinggi dalam jangka panjang.

Tren emas baru-baru ini membentuk titik rendah yang lebih tinggi setiap kali harga emas turun. Jika krisis inflasi global memburuk, hal ini tentu akan mendorong lonjakan harga emas.

Emas terkonsolidasi sejak mencapai level tertingginya pada Agustus 2020. Jika Anda melihat titik terendah emas sejak tahun 2018, Anda akan melihat bahwa titik rendah ini naik secara bertahap. Inilah yang dinamakan tren naik (bullish).

4. Koreksi di pasar saham

Saat Fed mulai menaikkan suku, volatilitas akan meningkat di pasar saham AS. Misalnya, koreksi pasar terbesar pada tahun 2021 adalah 5%. Oleh karena itu, kita mungkin melihat koreksi yang lebih besar tahun depan, terutama dengan beberapa saham yang sudah dinilai terlalu tinggi.

Dengan volatilitas yang meningkat, pengelola dana dan likuiditas dapat keluar dari pasar saham ke emas. Meskipun inflasi meningkat, laporan pendapatan perusahaan yang kuat dan hasil saham yang tinggi telah menarik investor dari investasi emas yang aman.

5. Permintaan fisik emas yang lebih tinggi

Tahun depan, permintaan fisik untuk emas diperkirakan akan meningkat dengan kenaikan permintaan perhiasan sebesar 5% (yoy) menjadi 1920 ton, serta bank sentral membeli emas sebanyak 480-500 ton.

Dolar AS sedang menunggu paruh kedua tahun 2022

Emas akan mendapat dukungan pada paruh pertama tahun depan karena suku bunga rendah dan inflasi yang lebih tinggi, tetapi akan menghadapi tekanan bearish pada akhir tahun ketika Fed menaikkan suku bunga. 

Saat kebijakan moneter yang sangat longgar berakhir dan mengurangi suplai uang di pasar, dorongan dari sektor logam mulia akan melambat pada paruh kedua tahun 2022. Dorongan ini akan berpindah ke dolar AS. 

Pada akhirnya, beberapa faktor, termasuk rendahnya tenaga kerja dan harga energi yang mahal, telah mendorong inflasi di AS ke level tertinggi dalam 40 tahun. Namun, emas tidak melonjak naik ke level historis seperti yang diharapkan. Ini mungkin membuat kita merasa bahwa pasar percaya narasi Fed tentang inflasi hanya sementara dan bahwa mereka dapat mengendalikannya. 

Inilah sebabnya mengapa emas gagal memanfaatkan inflasi. Selain itu, karena pasar saham terus mencapai rekor dan memberikan keuntungan besar, investor lebih memilih untuk menempatkan uang mereka di tempat dengan imbal hasil yang lebih tinggi. Sekarang, mari kita lihat apakah ini akan berubah pada tahun 2022.

Menyerupai

Berita terbaru

Sanggupkan Emas Berlama-lama di Puncak?
Sanggupkan Emas Berlama-lama di Puncak?

XAUUSD naik ke rekor tertinggi baru pada perdagangan Senin (01/04/2024), di tengah meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga..melanjutkan kenaikan kuat minggu lalu hingga membentuk level puncak baru sepanjang masa

Sebagian Pasar Masih Libur, Yen Stabil di Bawah 152
Sebagian Pasar Masih Libur, Yen Stabil di Bawah 152

Pasar saham Asia sebagian masih libur dan sebagian lagi menguat pada perdagangan Senin (01/04/2024), karena optimisme data pabrikan Tiongkok mendukung..potensi intervensi otoritas Jepang terhadap yen Jepang diperkirakan berada di zona 152 – 155 yen. 

Deposit dengan sistem pembayaran bank lokal DI INDONESIA

Pemberitahuan pengumpulan data

FBS menyimpan catatan data Anda untuk menjalankan website ini. Dengan menekan tombol "Setuju", Anda menyetujui kebijakan Privasi kami.

Ditelepon kembali

Manajer kami akan menghubungi Anda

Merubah nomor

Permintaan Anda diterima.

Manajer kami akan menghubungi Anda

Permintaan panggilan balik berikutnya untuk nomor telepon ini
akan tersedia setelah

Jika Anda memiliki masalah mendesak, silakan hubungi kami melalui
Live chat

Internal error. Silahkan coba lagi

Jangan buang waktu Anda – tetap awasi dampak NFP terhadap dolar dan raup profitnya!

Anda menggunakan versi browser lama Anda.

Perbarui ke versi terbaru atau coba yang lain untuk pengalaman trading yang lebih aman, lebih nyaman dan produktif.

Safari Chrome Firefox Opera