Kesalahan Fatal saat Menempatkan Stop Loss
Penempatan stop loss saat trading sudah sangat umum digunakan. Order ini merupakan salah satu bagian utama dari instrumen manajemen risiko. Namun, hal terpentingnya ialah memahami cara penggunaan order stop loss tersebut dengan benar. Bila tidak mengikuti aturan dasar dari manajemen risiko, bukan tidak mungkin Anda akan kehilangan uang Anda dengan sangat cepat. Oleh karena itu, di sini kita akan mengulas kesalahan fatal yang umum dilakukan saat menempatkan stop loss, dan mempelajari bagaimana cara menghindarinya.
Apa itu stop loss? Tahukah Anda bahwa stop loss ibarat malaikat pelindung yang paling berharga bagi setiap trader? Silakan baca buka panduan Forex dari kami!
Kesalahan pertama: Menempatkan stop loss terlalu ketat
Seperti yang diketahui, harga tidak mudah untuk diprediksi, yang dapat berfluktuasi sebelum bergerak ke arah yang diinginkan. Jika menempatkan stop loss dengan sangat ketat, Anda bisa saja terkena volatilitas secara tiba-tiba di pasar yang dapat membatalkan stop loss Anda. Sebagai dampaknya, Anda akan melewatkan peluang emas untuk memasuki pasar. Misalnya, Anda melakukan trading emas. Anda melihat bahwa RSI telah meninggalkan zona jenuh beli (overbought) dan MACD menciptakan bearish divergence dengan harga. Lalu, Anda memutuskan untuk membuka posisi jual di harga $1.341 dan menempatkan stop loss dengan sangat ketat di harga $1.345 (berdasarkan konsolidasi sebelumnya di sekitar level ini). Harga ternyata turun sesuai dengan prediksi Anda. Akan tetapi, tiba-tiba bulls datang dan mencoba mendorong harga untuk naik lebih tinggi. Bulls gagal, tapi hantaman yang tak terduga membuat stop loss Anda batal. Akibatnya, Anda melewatkan peluang bagus untuk memasuki pasar.
Itulah sebabnya mengapa perlu mempertimbangkan volatilitas di pasar.
Kesalahan kedua: Menempatkan stop loss terlalu lebar
Kesalahan lain yang sering dilakukan trader pada penggunaan stop loss adalah penempatannya yang terlalu lebar. Jika mengatur stop loss terlalu jauh, berarti Anda meningkatkan jumlah poin dari posisi Anda yang mana perlu dipindahkan agar risiko trading lebih berimbang.Agar terhindar dari kesalahan ini, selalu pertimbangkan risk-reward Anda. Rasio ini menentukan imbal hasil yang diharapkan dengan jumlah risiko yang diambil untuk setiap dolarnya. Misalnya, jika Anda memiliki rasio risk-reward 1:3, berarti risiko Anda $1 dengan potensi imbal hasil $3. Dengan rasio risk-reward yang baik, stop loss dan take profit akan terhubung dengan besaran posisi Anda dan peluang Anda untuk menghasilkan profit jauh lebih besar. Pada grafik di bawah ini, RSI naik ke batas atas dari zona jenuh jual (oversold). Anda mempertimbangkan bahwa pembalikan akan terjadi dan memutuskan untuk membuka posisi beli di harga 0,7020. Anda begitu berambisi dan sangat yakin dengan prediksi Anda di pasar, sehingga Anda menempatkan take profit di harga 0,7124 dan stop loss di 0,6973. Akan tetapi hasilnya berbeda, candlestick berikutnya jatuh dan Anda pun mengalami kerugian.
Kesalahan ketiga: Menempatkan stop loss persis di support atau resistance
Penempatan order-order stop tepat di level support/resistance berpotensi besar melahirkan malapetaka, sebab harga dapat kembali ke level-level tersebut setelah breakout dan memicu order stop Anda sebelum bergerak menuju ke arah yang Anda prediksikan. Pada grafik EUR/USD, terjangan support di 1,2214 tidak bisa dihindari. Akhirnya, berita negatif untuk EUR pada tanggal 23 April menghasilkan breakout. Anda menempatkan stop loss di level support tepat setelah breakout. Saat harga bergerak kembali ke level 1,2214, stop loss Anda rusak. Jika tidak bergerak cepat, Anda bisa kehilangan momentum untuk memasuki pasar. Perlu diperhatikan pula bahwa pada contoh di bawah ini Anda menempatkan order jual tepat di level support. Sebagai hasilnya, harga memantul dari level tersebut. Anda harus berhati-hati dan jangan membuka order tepat di level-level support/resistance.
Kesalahan keempat: Jangan menentukan penempatan stop terlebih dahulu
Hal ini cukup jelas, tapi trader terkadang sering mengabaikannya. Anda harus tahu pasti titik entry yang tepat, target profit dan stop loss sebelum membuka transaksi. Langkah strategis ini dapat membantu Anda menjadi lebih tenang karena Anda belum mengambil risiko dari modal Anda sama sekali. Anda hanya melihat grafik dan menganalisis arah harga selanjutnya.
Kesalahan kelima: Memindahkan stop ke titik impas atau profit marginal secepatnya
Terkadang, setiap kali Anda melihat pasar bergerak ke arah yang Anda prediksikan, Anda cenderung menjadi lebih ambisius dan memindahkan stop loss tanpa menganalisis situasi dengan baik. Hal ini berpotensi membawakan kerugian yang tidak terduga. Saat menentukan level entry, Anda harus bisa menentukan level stop loss: "jika harga bergerak ke atas/ke bawah dari level ini, maka pertimbangan level entry saya akan terbantahkan di pasar, dengan demikian, analisis saya akan salah." Anda harus tetap berpegang pada rencana awal Anda. Hal ini akan membantu Anda mengontrol emosi dalam berdagang. Pindahkan stop loss Anda hanya jika pasar memberikan isyarat untuk itu. Misalnya, support tertentu diterobos, dan indikator mensinyalir penurunan lebih lanjut, sehingga keputusan yang tepat ialah dengan memindahkan stop loss sedikit lebih rendah. Begitu juga sebaliknya, jika bulls berhasil menembus resistance kunci dan faktor-faktor lain mengindikasikan tren naik, Anda bisa memindahkan stop loss Anda lebih tinggi.
Kesimpulan
Penempatan stop loss sangat penting bagi setiap trader. Ini merupakan bagian penting dari setiap strategi trading. Akan tetapi, order ini juga bisa menjadi bumerang bagi Anda apabila tidak ditempatkan dengan benar. Langkah pencegahan seperti yang dijelaskan pada artikel ini dapat membantu Anda dalam menerapkan stop loss dan menggunakannya untuk meminimalkan risiko dengan mudah.