US Dollar Are You Ready ?
Minggu ini merupakan minggu paling membingungkan bagi para trader, karena minggu ini akan di penuhi oleh data ekonomi, kebijakan bank sentral dan banyak sekali hari libur. Harga bolak balik akan mewarnai pergerakan mata uang di minggu ini dan tentunya ini merupakan waktu terbaik bagi trader pemula. Support dan Resistance di time frame H1 atau H4 akan berfungsi dengan baik, sampai batas waktu The Fed akan merilis kebijakan moneternya , tanpa adanya “Press Confrence” .
Kekuatan US Dollar minggu lalu, dapat mengalahkan semua issue faktor geopolitik yang terjadi dan akan terjadi. “ The 10 year Treasury “ Amerika menembus 3% merupakan signal bahwa adanya peningkatan Inflasi di Amerika dan membuat para pelaku pasar optimis bahwa bulan juni 2018 , The Fed akan menaikan suku bunga. Hari ini imbal hasil 10 tahun an kembali turun dibawah 3% yaitu 2,96% dengan banyak alasan tentunya, antara lain profit taking dan banyak analis mengatakan bahwa kekuatan dollar tidak seperti yang di beritakan.
Memang banyak sekali pro dan kontra tentang penguatan US Dollar akhir akhir ini, disatu sisi kita dapat melihat bahwa consumer confident direvisi naik tetapi kita melihat adanya penurunan GDP dibandingkan sebelumnya serta melebarnya deficit neraca perdagangan Amerika. Deficit ini menjadi bahan perhatian, saat imbal hasil 10 tahunan naik diatas 3% dimana ini tentunya ada beberapa faktor yang membuat yield nya menjadi naik, antara lain:
- inflasi naik ,
- kurangnya minat pelaku pasar akan surat hutang Amerika,
- perekonomian Amerika kurang baik atau bahkan adanya penurunan pembelian obligasi Amerika oleh China.
Keadaan diatas memang tidak lepas dari dialog Amerika – China masalah tariff, sanksi iran oleh Amerika dan tentunya data ekonomi Amerika yang masih kurang kuat , kecuali naiknya laju tingkat inflasi dari 2,2% menjadi 2,4%.
Australia
Besok hari RBA akan merilis kebijakan moneternya, sehingga banyak para pelaku pasar melihat pair ini dan memprediksikan bahwa Aussie dollar akan melemah. Keadaan ini tentunya tidak terlepas dari penurunan GDP dari 0,7% menjadi 0,4% serta adanya pengurangan surplus pada neraca perdagangan berjalan. Perlambatan ekonomi yang terjadi di China tentunya mempunyai imbas kepada mata uang negara kanguru ini.
Pesanan barang export china memang masih tetap stabil, tetapi pemesanan export baru telah mengalami penurunan , berdasarkan hasil survey federasi logistic dan pembelian China. Jika ini berlanjut maka kenaikan suku bunga oleh RBA dapat tertunda dalam jangka waktu yang relative lama.
Target penurunan AUDUSD adalah 0,7420 jika tidak ada kenaikan suku bunga dan rilis kebijakan moneternya bernada dovish. Dengan resiko diatas level 0,7603