Pasar saham Asia sebagian besar libur untuk Jumat Agung pada perdagangan Jumat (29/03/2024). Dolar AS juga menguat terhadap euro sebelum data inflasi utama AS
Memasuki Tahun 2023, Inflasi Masih Tinggi
Diperbarui • 2023-03-01
Memasuki tahun 2023, investor melihat adanya secercah cahaya bahwa siklus kenaikan suku bunga akan mencapai puncaknya pada awal tahun ini. Data inflasi CPI tahunan menunjukkan penurunan signifikan pada bulan Oktober, November, dan Desember tahun lalu, ketika Fed secara agresif menaikan suku bunga sebesar 75 bps dan 50 bps sejak Mei tahun lalu.
[Grafik Inflasi AS vs. Suku Bunga AS]
Akan tetapi, pasar dikejutkan oleh data Januari di tengah harapan inflasi yang menurun. Hal ini bukan tanpa sebab. Fed menurunkan agresivitasnya dengan melihat data inflasi yang menurun dan kekhawatiran ekonomi AS akan masuk ke dalam resesi.
Data-data ekonomi bulan Januari yang dirilis pada bulan Februari menunjukkan penguatan ekonomi AS. Tanda-tanda ini terlihat dari data tenaga kerja NFP yang sangat kuat, menunjukkan pasar tenaga kerja AS masih solid. Ini artinya, kemampuan belanja akan terjaga. Hal ini terlihat dari data penjualan ritel yang melonjak naik, tertinggi dalam hampir 2 tahun. Belum lagi, data-data inflasi terbaru juga masih menunjukkan berada di kisaran tinggi, lebih tinggi dari target bank sentral.
Tentu saja penguatan data ekonomi, baik pertumbuhan maupun inflasi, memberikan ruang bagi pembuat kebijakan Fed untuk terus menaikan suku bunganya lebih tinggi dan akan berada di kisaran yang tinggi untuk waktu lama. Pandangan ini sejalan dengan sejumlah komentar hawkish anggota FOMC.
Fed diperkirakan akan kembali menaikan suku bunganya sebesar 25 bps pada rapat kebijakan pertengahan Maret nanti. Rapat FOMC dijadwalkan pada 21—22 Maret 2023. Namun, pasar harus mewaspadai kenaikan suku bunga sebesar 50 bps jika Fed mengalami dilema (untuk kembali agresif atau tidak) dan cukup percaya diri dengan kondisi ekonomi AS saat ini.
Keputusan Fed untuk menaikan suku bunga akan berdampak pada pergerakan pasar, terutama indeks dolar, pasar uang, obligasi, dan komoditas.
Analisis DXY
Analisis EURUSD
Analisis USDJPY
Analisis XAUUSD
Menyerupai
Dolar Australia menguat tipis di awal perdagangan akhir pekan ini, namun masih dalam tren penurunan. Pasar diperkirakan sepi karena memperingati Jumat Agung. Dolar AS menguat karena data ekonomi AS menunjukkan ekspansi,
Pasar saham Asia memiliki sentimen sideways dengan bias bearish pada perdagangan Kamis (28/03/2024), karena adanya sentimen ketidakpastian menjelang data indeks harga PCE AS..penjualan ritel Australia dirilis lebih kecil dari perkiraannya.
Berita terbaru
Yen Jepang gagal memikat para investor pada perdagangan Selasa (02/04/2024) meski ada peluang atas kemungkinan intervensi dan..Sentimen penghindaran risiko masih berpotensi memberikan kekuatan pada safe-haven
XAUUSD naik ke rekor tertinggi baru pada perdagangan Senin (01/04/2024), di tengah meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga..melanjutkan kenaikan kuat minggu lalu hingga membentuk level puncak baru sepanjang masa
Pasar saham Asia sebagian masih libur dan sebagian lagi menguat pada perdagangan Senin (01/04/2024), karena optimisme data pabrikan Tiongkok mendukung..potensi intervensi otoritas Jepang terhadap yen Jepang diperkirakan berada di zona 152 – 155 yen.