Western Texas Intermediate (WTI) menguat dari penurunan kemarin dan saat ini diperdagangkan di sekitar level 78,15 pada hari Kamis (29/02/2024). XTIUSD mencoba pulih dan..Sementara OPEC+ yang mempertimbangkan
Trump Kembali Melakukan Intervensi
Diperbarui • 2019-11-11
Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengintervensi kebijakan The Fed secara verbal pada hari selasa kemarin. Trump tidak suka terhadap keputusan The Fed yang cenderung dinilai agresif dalam menaikan suku bunga. Di gedung putih, Trump mengatakan kepada wartawan CNBC bahwa “ Saya pikir kita tidak harus pergi secepat itu”. Selain itu Trump ingin bertemu dengan ketua The Fed untuk membicarakan langkah kebijakan moneter bank sentral Amerika dalam menaikan suku bunga. Ini adalah kedua kalinya Trump mengintervensi secara verbal kebijakan moneter The Fed, yang dipandang oleh analis ekonomi sebagai penghinaan terhadap independensi bank sentral dari tekanan politik.
Seperti diketahui bersama bahwa saat ini perekonomian Amerika Serikat sedang bertumbuh secara signifikan. Dengan GDP 4,2% dan angka pengangguran 3,7%, maka Amerika Serikat termasuk negara sebagai tujuan investasi bagi para pelaku pasar. Inflasi Amerika yang bergerak melebih 2% , tentunya di respon oleh The Fed dengan kenaikan suku bunga 3x di tahun ini dan masih akan naik 1x lagi pada bulan desember 2018. Keadaan ini memicu obligasi Amerika menjadi bahan perburuan investor karena dinilai lebih aman atau sebagai safe haven. Keadaan ini tentunya membuat mata uang US Dollar dan index saham Dow Jones terkerek naik seperti tidak terbendung.
Jika ini dilanjutkan maka ekonomi Amerika dapat masuk kembali kedalam krisis karena bubble dan over heating di pasar pasti akan terjadi. Guna meredam keadaan tentunya The Fed akan secara agresif untuk menaikan suku bunga agar inflasi dapat terkendali, tetapi tentunya ini ditentang oleh Presiden Trump, mengingat dengan naiknya suku bunga, maka bunga pinjaman akan naik pula dan memberatkan sector usaha. Kenaikan index saham dow jones yang sangat signifikan akan memberikan resiko penurunan yang tajam apabila terpicu aksi jual tiba tiba di pasar keuangan.
AUSTRALIA
Annual meeting IMF di Bali, memotong proyeksi pertumbuhan global dari 3,9% menjadi 3,7%. Semua ini dengan catatan bahwa tekanan pada perang dagang terus meningkat. Melihat fenomena diatas maka mata uang Aussie masih dalam tekanan jual, dimana AUDUSD mempunyai target penurunan kembali ke level 0,7040 an dengan maksimal koreksi ke level 0,7190 an
Menyerupai
Harga minyak mentah acuan AS West Texas Intermediate (WTI) masih dalam jalur melanjutkan kenaikan untuk hari ke tujuh secara beruntun, pada Rabu (14/02/2024). Menurut laporan pasar minyak bulanan OPEC, ada kekhawatiran mengenai kepatuhan kelompok ini terhadap pemangkasan produksi
Pasar saham Asia melemah pada perdagangan Selasa (30/01/2024), terseret oleh kasus likuidasi perusahaan raksasa properti China..Kegelisahan investor terhadap meningkatnya ketegangan di Timur Tengah telah mengendalikan sentimen risiko.
Berita terbaru
Yen Jepang gagal memikat para investor pada perdagangan Selasa (02/04/2024) meski ada peluang atas kemungkinan intervensi dan..Sentimen penghindaran risiko masih berpotensi memberikan kekuatan pada safe-haven
XAUUSD naik ke rekor tertinggi baru pada perdagangan Senin (01/04/2024), di tengah meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga..melanjutkan kenaikan kuat minggu lalu hingga membentuk level puncak baru sepanjang masa
Pasar saham Asia sebagian masih libur dan sebagian lagi menguat pada perdagangan Senin (01/04/2024), karena optimisme data pabrikan Tiongkok mendukung..potensi intervensi otoritas Jepang terhadap yen Jepang diperkirakan berada di zona 152 – 155 yen.